Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak di RS Bunda Jakarta, I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, mengatakan memperbaiki kualitas hidup saat masih remaja dapat menjadi upaya mencegah melahirkan anak berisiko stunting di kemudian hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lifestyle harus diperhatikan, kalau tidak mau diperbaiki tidak usah hamil," kata Partiwi dalam diskusi kesehatan pentingnya ASI di Jakarta, Rabu, 6 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan remaja harus memperbaiki kualitas hidup dengan gaya hidup sehat jika ingin menikah dan memiliki keturunan yang sehat dan bebas stunting, di antaranya menghindari minuman alkohol dan berhenti merokok. Alkohol dapat meningkatkan kalori dalam tubuh sehingga bisa menyebabkan kegemukan sementara rokok dapat memperburuk sel-sel dalam tubuh.
Bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan, sebelum menikah perlu melakukan skrining minimal tiga bulan sebelumnya, memperbanyak olahraga, dan menurunkan kolesterol.
"Skrining tiga bulan pertama sebelum hamil, memperbaiki kualitas hidup, pasangan yang gemuk berat badan harus diturunkan, kolesterol tinggi ditata, yang enggak suka olahraga harus dibereskan, berhenti merokok agar tubuh ibu jadi rumah untuk janin yang baik," sarannya.
Perhatikan pemenuhan nutrisi
Bagi yang sudah menikah dan hamil, Partiwi mengatakan perlu dilakukan intervensi untuk mencegah anak lahir stunting. Pemenuhan nutrisi saat sembilan bulan masa hamil perlu dilakukan mulai dari konsumsi makanan bergizi dan suplemen sebagai penambah nutrisi hingga masa menyusui eksklusif enam bulan.
Anak stunting bisa terlihat dari berat badan yang tidak naik dalam waktu empat bulan berturut-turut. Selain berat, tinggi badan juga akan mengikuti perkembangan yang kurang dan diiringi lingkar kepala yang kecil.
"Dalam satu tahun pertama, 60 persen nutrisi anak untuk otak. Jadi kalau lingkar kepala sudah kecil kita sudah telat, berati kecerdasan anak sudah terganggu," jelas Partiwi.
Konsumsi protein hewani dapat menjadi cara untuk cegah stunting dari awal kehamilan hingga masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
Pilihan Editor: Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk