Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Polusi Udara Mengancam Kesehatan, Perlukah Suplemen Antioksidan?

Untuk menghindari radikal bebas yang disebabkan polusi udara, tubuh membutuhkan antioksidan.

17 Januari 2019 | 15.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan polusi udara sebagai ancaman kesehatan global pada 2019 yang menyebabkan 4,2 juta kematian setiap tahun. Untuk menghindari radikal bebas yang disebabkan polusi udara, tubuh membutuhkan antioksidan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dokter yang fokus pada anti aging dan functional medicine, Lisa Silvani, tubuh sudah bisa menghasilkan antioksidan sendiri secara natural. Dia mengatakan salah satu antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh adalah gluthathione.

Gluthathione ini dapat membantu tubuh mengubah berbagai macam radikal bebas menjadi bentuk yang tidak berbahaya bagi tubuh, sebelum akhirnya radikal bebas tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui detoksifikasi. “Sayangnya, gaya hidup masa kini yang kurang seimbang serta asupan gizi yang tidak seimbang, membuat kemampuan tubuh menghasilkan oksidan terganggu dan menurun,” kata dia.

Namun, hal tersebut tidak lantas membuat kita membutuhkan suplemen antioksidan tambahan. Antioksidan adalah sebuah zat yang mampu mencegah atau memperlambat proses oksidasi. Komponen kimia yang berperan dalam menghasilkan zat ini adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik yang banyak terdapat dalam bahan pangan, terutama sayur mayur, yaitu beta karoten, vitamin A, E dan vitamin C.

Menurut Lisa, suplemen antioksidan sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem detoksifikasi tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan produksi gluthathione pada penderita kanker, HIV, diabetes tipe 2, parkinson, dan hepatitis.

Untuk orang-orang normal pada umumnya, yang tidak menderita penyakit kronis tertentu. Asupan antioksidan dapat diperoleh dari konsumsi sayur mayur yang mengandung beta karoten, vitamin A, E dan vitamin C. Menurut Lisa, jenis bahan pangan yang kaya antioksidan yaitu alpukat, bawang putih, asparagus, brokoli, dan buah-buahan jenis berry: strawberry, blueberry, dan blackberry.

 

HELLO SEHAT

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus