Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Rayakan Imlek dan Cap Gomeh, Rinaldy Yunardi Pamerkan Perhiasan Hasil Akulturasi Budaya China

Desainer aksesori Rinaldy Yunardi ikut meriahkan pagelaran bertajuk "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" di Kota Tua, Jakarta.

17 Februari 2025 | 21.27 WIB

Mahkota kristal karya desainer aksesori Rinaldy Yunardi yang dipamerkan dalam pagelaran  "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" di House of Tugu, Kawasan Kota Tua, Jakarta, 17 Februari 2025. Antara/Hreeloita Dharma Shanti
Perbesar
Mahkota kristal karya desainer aksesori Rinaldy Yunardi yang dipamerkan dalam pagelaran "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" di House of Tugu, Kawasan Kota Tua, Jakarta, 17 Februari 2025. Antara/Hreeloita Dharma Shanti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Desainer aksesori Rinaldy Yunardi memamerkan perhiasan ciptaannya yang detailnya diukir dari hasil akulturasi budaya antara Indonesia dengan Tiongkok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Konsep itu masih tetap ingin sedikitnya merayakan Imlek dan Cap Gomeh dan akhirnya dikatakan (mau dipamerkan) di Kota Tua Jakarta, jadi kalau Kota Tua Jakarta image-nya adalah kebaya encim, lebih seperti peranakan, tentu kita harus arahkan ke sana,” kata Rinaldy Yunardi Senin 17 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rinaldy menjelaskan konsep yang diusung pada perhiasannya merupakan permintaan dari Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana yang ingin memamerkan koleksinya dalam pagelaran bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kawasan Kota Tua, Jakarta.

Koleksi yang dia pamerkan difokuskan pada perpaduan budaya Indonesia dan Tionghoa. Misalnya, tusuk konde yang dihias dengan burung hong (phonix) yang melambangkan keberuntungan menurut kepercayaan masyarakat Tiongkok.

Dari sekitar 50 aksesori yang ia pamerkan, semuanya dibuat menggunakan bahan logam yang dipercantik dengan kristal berwarna seperti perak, biru, merah hingga merah muda. Aksesori yang dipamerkan berupa sebuah mahkota, tusuk konde, kipas hingga tas kotak kecil.

“Ini saya buat dari logam, bukan logam mulia dan bukan berarti imitasi. Lalu dengan kristal Swarovski, dengan semiprecious stone,” kata dia.

Sedangkan terkait dengan pangsa pasar yang dituju, ia menargetkan pengantin dari ras Tionghoa sebagai pembeli utama, dan ras Betawi yang memiliki banyak budaya hasil perpaduan kedua bangsa.

Melalui aksesori ciptaannya Rinaldy ingin mempertegas bahwa budaya tradisional Indonesia dapat tetap dipakai dengan cara modern. Keindahan budaya khususnya melalui pakaian tradisional selalu bisa dinikmati oleh setiap orang dari zaman apapun.

“Betawi kan memang terhimpun dari Chinese juga. Ya kan ada burung Hongnya segala macam. Jadi aku mengeluarkan apa yang masih berkaitan dengan tradisi Tionghoa dan Indonesia,” ucap Rinaldy.

Pagelaran bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” yang diselenggarakan di House of Tugu, Kawasan Kota Tua, Jakarta pada Senin 17 Februari 2025 adalah sebuah acara yang digelar dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2025 yang diperingati pada 29 Januari 2025.

Kehadiran pagelaran ini sebagai wujud apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia yang terjalin harmonis dan mempromosikan kawasan Kota Tua, Jakarta sebagai salah satu destinasi unggulan yang kaya akan warisan budaya berkelas dunia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus