Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Studi Terbaru: Berjalan Kaki sebagai Obat Mujarab untuk Sakit atau Nyeri Punggung

Studi baru yang dikeluarkan The Lancet menyebut berjalan kaki ternyata bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi nyeri punggung.

4 Juli 2024 | 13.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Nyeri punggung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar gembira untuk yang hobi jalan kaki. Studi baru yang dikeluarkan The Lancet menyebut berjalan kaki ternyata bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi sakit atau nyeri punggung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 26 Juni 2024, dokter dan terapis fisik telah lama memasukkan latihan aerobik dalam program perawatan nyeri punggung bawah. Gerakan ini tidak hanya meredakan nyeri tetapi juga memperkuat otot-otot yang menopang punggung. Namun, banyak penderita nyeri punggung yang ragu untuk berolahraga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Studi terbaru tersebut menemukan bahwa rutinitas berjalan kaki secara teratur dapat sangat efektif dalam mencegah kambuhnya nyeri punggung. Fokus penelitian ini adalah pada orang dewasa dengan riwayat nyeri punggung bawah; mereka yang berjalan kaki secara teratur mampu bertahan hampir dua kali lebih lama tanpa mengalami kambuhnya nyeri punggung dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Temuan ini sejalan dengan banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan positif antara aktivitas fisik dan perbaikan kondisi nyeri punggung. Sebuah tinjauan sistematis tahun 2019 menemukan bahwa aktivitas fisik mengurangi prevalensi nyeri punggung. Studi tahun 2017 juga menunjukkan bahwa yoga seefektif terapi fisik dalam meredakan nyeri punggung.

Penelitian baru ini memperluas pengetahuan sebelumnya dengan mengikuti pasien di luar lingkungan klinis yang terkontrol ketat. Mark Hancock, profesor fisioterapi di Macquarie University di Australia dan penulis senior studi ini, berusaha mengevaluasi efektivitas intervensi yang lebih murah dan mudah diakses oleh banyak orang dibandingkan perawatan di klinik.

Hancock dan tim peneliti menargetkan kelompok yang relatif tidak aktif. Mereka mengumpulkan data dari 701 orang dewasa yang baru saja pulih dari episode nyeri punggung bawah.

Mereka dibagi secara acak menjadi dua kelompok: satu kelompok menerima program pendidikan dan jalan kaki yang dipersonalisasi, difasilitasi oleh fisioterapis selama enam sesi dalam enam bulan. Kelompok lainnya tidak menerima intervensi apa pun. Para peneliti mengamati kedua kelompok tersebut selama satu hingga tiga tahun berikutnya.

Setiap orang dalam kelompok jalan kaki diharapkan berjalan lima kali seminggu selama minimal 30 menit setiap hari. Program ini disesuaikan berdasarkan usia, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas, kendala waktu, dan tujuan pribadi.

Peserta juga menerima program edukasi untuk membantu mereka memahami dan menanggapi rasa sakit mereka. Saat nyeri punggung bawah meningkat, mereka didorong untuk terus berjalan dengan menyesuaikan kecepatan dan jarak sesuai kebutuhan.

Hancock menjelaskan bahwa banyak orang cenderung menghindari gerakan saat nyeri punggung meningkat. "Pendidikan mengubah cara berpikir mereka tentang hal itu dan membuat mereka lebih aktif serta tetap aktif meskipun mengalami nyeri punggung," katanya.

Temuan ini juga mendukung kesimpulan dari meta-analisis tahun 2020 terhadap 25 studi tentang pencegahan nyeri punggung bawah, yang juga melibatkan Hancock.

Dalam meta-analisis tersebut, olahraga teratur yang dikombinasikan dengan pendidikan jasmani adalah cara paling efektif untuk mencegah kambuhnya nyeri punggung bawah.

Menurut Hamza Khalid, dokter di Cleveland Clinic Center for Spine Health, penyebab nyeri punggung bawah sering kali adalah "dasar dukungan yang lemah".

Berjalan kaki dapat memperkuat otot-otot yang menstabilkan tulang belakang, terutama otot inti. Kelemahan pada otot inti dapat menyebabkan kelelahan, ketidaksejajaran tulang belakang, dan nyeri.

Penelitian Hancock menunjukkan bahwa hampir 7 dari 10 orang yang pulih dari nyeri punggung bawah akan mengalami kekambuhan dalam tahun berikutnya. "Olahraga itu seperti obat," kata Dr. Khalid, seraya menambahkan bahwa "olahraga bukan pil ajaib."

Jika nyeri punggung Anda kronis atau kompleks, dokter atau terapis fisik dapat membantu menyusun program olahraga sesuai kebutuhan spesifik Anda. Meski begitu, menggerakkan tubuh kemungkinan besar akan membantu. Pada titik ini, kata Dr. Hancock, "buktinya sudah cukup meyakinkan," demikian Dr. Hancock.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus