Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Suka Berkebun, Ayo Bikin Apotek Hidup di Rumah

Buat yang suka berkebun, jangan hanya pilih tanaman hias tapi juga tanaman obat yang berguna di masa pandemi Covid-19 ini.

8 Maret 2021 | 10.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Koleksi tanaman obat. ANTARA/Jafkhairi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tengah menggandrungi hobi baru di masa pandemi Covid-19, yakni berkebun, termasuk mengembangkan apotek hidup. Bila membahas mengenai bagaimana membangun apotek hidup di rumah, tidak lepas dari pembahasan kebun pangan. Hal inilah yang perlu dimengerti terlebih dulu sebelum membangun apotek hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika membahas sayuran, buah, maupun rempah, semua mengandung peran sebagai obat meskipun belum seluruhnya kandungan kimia semua bahan pangan itu diketahui oleh manusia. Bisa dikatakan apa yang dikembangkan sekarang sebagai obat alami baru sependek pemahaman akan kekayaan alam di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika melihat peta obat alami, patut bersyukur Indonesia sangat kaya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi sekitar 80 persen tanaman berkhasiat obat tumbuh di Tanah Air. Setidaknya 28.000 jenis tumbuhan hidup di negeri ini, bahkan ada juga menyebutkan 30.000 spesies tumbuhan, atau malah 32.000 spesies tumbuhan dan jamur.

Di antara jumlah itu, ada 1.845 yang merupakan tanaman obat. Namun, baru 283 yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kemudian masyarakat mengonsumsinya. Lalu jenis apa saja yang telah diteliti dan terbukti klinis berkhasiat?

Peneliti urban farming dan biologi lingkungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Dian Armanda, menyebutkan tiga golongan jenis obat tradisional, yakni jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu belum melalui uji klinis pada manusia dan praklinis pada hewan. Namun, pengalaman secara turun-temurun menunjukkan adanya efek yang dirasakan setelah mengonsumsinya.

Ada kurang lebih 8.000 merek jamu di negeri ini. Perbedaan utama obat herbal terstandar dengan jamu adalah khasiat dan keamanannya telah secara ilmiah dibuktikan lewat uji praklinik dan bahan bakunya telah distandardisasi.

Sementara itu, pada obat herbal terstandar sudah bisa dicantumkan klaim khasiatnya. Akan tetapi, itu juga sekadar misalnya membantu mengendalikan kadar gula darah, bukan antidiabetes. Ada 62 merek obat herbal terstandar di Indonesia.

Untuk pilihan tanaman bisa coba meniran yang terbukti klinis memelihara dan memperbaiki imunitas tubuh. Selain tanaman yang berkhasiat untuk kekebalan tubuh, peminat berkebun perlu pula menanam tanaman obat keluarga (toga), seperti mengkudu sebagai obat peluruh kencing dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus