Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet bola basket yang kini lebih sering muncul di televisi sebagai entertainer, Denny Sumargo, menyukai olahraga menyelam bebas atau free diving. Olahraga yang cukup ekstrem ini sudah dia geluti selama tiga tahun. "Free diving lebih praktis dibanding scuba diving," katanya.
Sebelum populer seperti sekarang, Denny Sumargo sudah lebih dulu mempelajari free diving. Jika kebanyakan orang saat ini belajar free diving secara resmi melalui lembaga tertentu, Denny justru belajar langsung dari Suku Bajo di Wakatobi. “Langsung ke Suku Bajo yang ada di daerah Wakatobi karena mereka kan tradisional sekali free diving-nya. Di kedalaman 15 meter, mereka bisa jalan, bukan hanya menyelam, jadi aku banyak belajar banyak dari mereka,” ujarnya.
Setelah mempelajari olahraga menyelam bebas secara tradisional, Denny merasa perlahan kemampuan fisiknya mulai bertambah kuat untuk menyelam. Dari yang tadinya hanya bisa bertahan di kedalaman 5 meter, Denny mengaku sudah mampu mencapai 15 meter.
Baca: 3 Postingan Terakhir Bondan Winarno, Missing This Sunset
Tak puas hanya menyelam dan menikmati pemandangan laut, Denny kemudian mencoba berburu ikan dengan tombak. Meski terdengar menyenangkan, menyelam bebas juga bisa sangat berbahaya, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Ketika menyelam, akan terasa tekanan yang sangat besar di bagian kepala. “Tekanan itu terasa masuk dari telinga dan akan memberikan sakit kepala yang lumayan, terutama di daerah dahi. Itu tekanannya gila,” kata Denny.
Selain memberikan tekanan pada tubuh, alam bawah laut juga menyimpan kejutan yang tak menyenangkan. Bisa saja, kata dia, tiba-tiba muncul arus deras sehingga membuat penyelam hanyut. “Alam itu kita tidak bisa ditebak, ya. Dia bisa berubah sewaktu-waktu meskipun sudah diperhitungkan sebelumnya. Misalnya, kita tahu di bawah pada jam tertentu akan ada arus, lalu kita turun ternyata ada arus lain dan kita hanyut dalam arusnya. Bisa terjadi yang seperti itu,” tuturnya.
Baca: Bondan Winarno Sakit Katup Jantung, Apa Masalah Umumnya?
Hanyut dalam arus yang mengejutkan pernah dialami Denny. Beruntung, dia tidak panik sehingga bisa selamat dari arus deras yang mematikan. “Waktu di Raja Ampat pernah terjadi seperti itu. Untungnya waktu itu saya baca arusnya, dan saya sadar arusnya itu ada di atas, jadi saya paksakan menyelam lebih dalam untuk menghindari arus tersebut. Ketika arus sudah lewat, baru saya ke atas secepat mungkin,” ucapnya.
Denny Sumargo menyarankan para pemula senantiasa berhati-hati dan tidak melakukan free diving sendirian. “Saya pikir ini sesuatu yang berbahaya, tapi menyenangkan, ya. Kita juga harus melakukannya secara bertahap, perhatikan keselamatan, dan jangan pernah sendirian. Jadi, kalau ada apa-apa, ada yang bisa menolong,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini