Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kantung mata atau lingkaran hitam di bawah mata biasanya dikaitkan dengan kurang tidur. Padahal, tanda itu juga bisa disebabkan penuaan atau kurang paparan sinar matahari sehingga menyebabkan kekurangan vitamin D.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, masalah yang juga disebut mata panda ini bisa diatasi dengan cukup tidur, makan sehat, menggunakan produk untuk mata yang mengandung kafein, krim resep dokter, atau bedah kosmetik. Namun dalam beberapa kasus, lingkaran hitam di sekita mata juga bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lingkaran hitam tak hanya tanda adanya masalah kesehatan, penuaan, kelelahan, dehidrasi, atau hanya keturunan, kebanyakan bisa diatasi dengan mudah dan sangat umum. Namun, lingkaran hitam juga bisa jadi gejala neuroblastoma, yang biasanya tanpa gejala tapi juga bisa muncul dengan tanda lingkaran hitam di bawah mata," jelas Dr. Ross Perry, direktur medis di klinik kulit Cosmedics di Inggris, kepada Sun Health.
Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang biasa menyerang anak-anak, terutama balita, dan biasanya berawal dari daerah perut. Kasus ini jarang terjadi pada orang dewasa dan hanya dialami satu dari 10 juta orang dalam setahun.
"Orang dewasa penderita neuroblastoma biasanya lebih parah kondisinya dibanding anak-anak dengan rata-rata bertahan hidup sampai lima tahun hanya 36,3 persen. Akan tetapi, diagnosis dini bisa membantu pengobatan lebih efektif," katanya.
Cek gejalanya
Terkadang neuroblastoma bisa salah didiagnosa karena gejala yang mirip masalah kesehatan lain, kata Perry. Lokasi dan ukuran tumor juga berpengaruh. Gejala neuroblastoma lain yang perlu diwaspadai adalah:
-Kelelahan
-Benjolan atau pembengkakan di sekitar perut
-Nyeri tulang
-Tungkai lemah
-Mata bengkak
-Kelopak mata turun
-Sembelit
-Susah buang air kecil.
Jika Anda mendapati lingkaran hitam di bawah mata yang tak juga hilang, segera periksakan ke dokter. Pada orang dewasa, kondisi ini mungkin tak terlalu mengkhawatirkan karena penyebabnya sederhana.
"Namun bila terjadi pada anak-anak, segera periksakan agar cepat terdiagnosis," pesan Perry.