Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurunkan berat badan dengan melakukan intermittent fasting atau puasa intermiten juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit yang berkaitan dengan obesitas, seperti diabetes, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker. Tak hanya itu, diet intermittent fasting juga dapat memberikan manfaat kesehatan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode ini lebih bermanfaat daripada diet lain karena puasa intermiten dapat mengurangi peradangan dan memperbaiki kondisi yang berkaitan dengan peradangan. Seperti penyakit Alzheimer, radang sendi, asma, sklerosis ganda, dan stroke.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa manfaat kesehatan dari puasa intermiten:
1. Menurunkan berat badan
Puasa intermiten dapat membantu seseorang menurunkan berat badan dan lemak perut tanpa harus membatasi kalori.
2. Resistensi insulin
Puasa intermiten dapat mengurangi resistensi insulin, menurunkan gula darah sebesar 3–6 persen, dan kadar insulin puasa sebesar 20–31 persen,\ yang seharusnya dapat melindungi tubuh dari diabetes.
3. Peradangan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode diet ini dapat mengurangi peradangan, yaitu pendorong utama banyak penyakit kronis.
4. Kesehatan jantung
Puasa intermiten dapat mengurangi kolesterol jahat, trigliserida darah, peradangan, gula darah, dan resistensi insulin. Semua ini adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
5. Mencegah kanker
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mencegah kanker.
6. Kesehatan otak
Puasa intermiten dapat meningkatkan hormon otak BDNF dan dapat membantu pertumbuhan sel saraf baru. Ini juga dapat melindungi seseorang dari penyakit Alzheimer.
7. Anti-penuaan
Puasa intermiten juga dapat memperpanjang umur pada tikus. Studi menunjukkan bahwa tikus yang berpuasa hidup 36-83 persen lebih lama.
Namun penting untuk dicatat bahwa puasa intermiten dapat menimbulkan efek samping, seperti kelaparan, kelelahan, insomnia, mual, dan sakit kepala.
Puasa intermiten aman bagi banyak orang, tetapi tidak untuk semua orang. Orang-orang yang memiliki batu ginjal, gastroesophageal reflux, diabetes atau masalah medis lainnya, juga harus berbicara dengan dokter sebelum menggunakan metode ini.
WINDA OKTAVIA