Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Diah Asri Wulandari mengatakan batuk lebih dari dua minggu bisa jadi salah satu gejala tuberkulosis (TBC) yang harus diantisipasi. Jika melihat gejala tersebut pada anak maka orang tua harus segera memeriksakannya ke dokter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berat badan anak turun selama tiga bulan, batuk atau demam selama dua minggu, wajah lesu, dan anak tidak aktif merupakan gejala umum dari penyakit TBC pada anak," katanya dalam diskusi memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia pada 24 Maret 2023. "Kita bisa melakukan diagnosis jika tanda-tanda tersebut ada, sudah diobati, namun tak kunjung hilang maka lihat sumbernya. Bisa jadi sumbernya adalah siapa pun yang satu rumah. Kalau ada, maka bawa juga ke dokter."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, TBC pada umumnya menular melalui percikan dahak, baik yang keluar melalui mulut atau hidung, yang kemudian dihirup oleh orang yang berada di sekitar. TBC juga bisa dicegah dengan vaksin. Meski tidak 100 persen, vaksin mencegah dari TBC yang lebih berbahaya lagi.
Ia juga menyatakan TBC harus ditangani secara serius mengingat kasus pada anak meningkat lebih dari 200 persen pada 2023. Diah menyarankan agar tidak perlu panik jika didiagnosis mengidap TBC selama makan dan minum obat secara teratur serta melakukan pencegahan dengan vaksin.
Hasil tes mantoux
Hasil tes mantoux (diagnostik tuberkulosis) negatif bukan berarti anak bebas TBC. Ada keadaan meski hasil tesnya negatif, pengidap TBC belum dinyatakan sembuh. Menurut Diah, hasil tes mantoux tidak bisa dijadikan satu-satunya rujukan untuk menyatakan apakah anak telah sembuh karena reaksi imunnya dapat berubah setelah mengidap TBC.
"Kita harus yakin betul, dua bulan setelah sembuh dari terapi, kita harus periksa lagi dahaknya, apakah ada kuman TBC atau tidak? Kalau tidak ada kuman, dilihat lagi gejalanya. Apakah masih batuk atau demam selama dua minggu? Apakah berat badan tetap turun?" katanya.
Diah menambahkan TBC dapat dicegah dengan vaksin. Meskipun tidak sampai 100 persen, vaksin mencegah penderita TBC tidak mengidap TBC yang lebih parah lagi. Ia juga menyatakan TBC harus ditangani secara serius mengingat kasus pada anak meningkat lebih dari 200 persen pada 2023.
Pilihan Editor: Inovasi Baru Atasi TBC untuk Pasien dengan Resistensi Obat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.