Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hati adalah organ terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian kanan atas perut, tepat di bawah diafragma. Organ ini menjalankan beberapa fungsi tubuh seperti produksi dan ekskresi empedu, ekskresi bilirubin, kolesterol, dan hormon dan juga membantu dalam aktivasi enzim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, hati juga bertugas memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Karena itu, penyakit hati dapat menimbulkan banyak komplikasi yang dapat menghambat banyak atau semua fungsi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada berbagai jenis penyakit hati, tetapi sebagian besar kondisi hati berkembang dengan cara yang sama. Eskalasi penyakit hati dapat dibagi menjadi empat tahap, yakni:
- Peradangan
Selama tahap awal, hati meradang dan membengkak. Ini terjadi karena respons alami tubuh terhadap cedera. Terkadang, kelebihan racun dalam darah juga bisa menyebabkan peradangan.
- Fibrosis
Jika tidak diobati, peradangan hati dapat menyebabkan jaringan parut yang disebut fibrosis.
- Sirosis
Ini adalah kondisi ireversibel dimana jaringan parut pada hati terlalu parah. Sirosis ditandai dengan degenerasi sel, peradangan, dan penebalan jaringan fibrosa.
- Gagal hati
Gagal hati adalah tahap akhir atau tahap paling parah dari penyakit hati. Saat itulah hati berhenti berfungsi sama sekali.
Satu tanda umum yang dapat ditemukan pada jari
Sebagian besar gejala hati hanya terjadi pada tahap paling parah yang membuat kondisinya sangat mengkhawatirkan dan berbahaya. Menurut para ahli, salah satu tanda umum yang lazim di kalangan pasien adalah kelainan pada kuku.
Meski penyebab pasti dari perubahan kuku tersebut tidak diketahui, penelitian dari Departemen Dermatologi di Universitas Sohag mengklaim bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh penurunan kekebalan, kekurangan zat besi, anemia atau usia tua.
Departemen Dermatologi di Universitas Sohag menyatakan bahwa kelainan bentuk jari adalah tanda umum penyakit hati kronis, terutama sirosis bilier primer dan hepatitis aktif kronis.
Juga dikenal sebagai kuku Terry, kondisi ini digambarkan sebagai sesuatu di mana dua pertiga bagian proksimal lempeng kuku berubah menjadi bubuk putih dengan opasitas ground-glass yang dapat berkembang pada pasien dengan kondisi sirosis tingkat lanjut.
Temuan awal menunjukkan bahwa kuku yang disebabkan oleh sirosis bukanlah akibat dari kelainan tulang, tetapi akibat dari peningkatan aliran darah perifer dengan pelebaran pembuluh darah di jari.
Menurut sebuah riset yang dilakukan peneliti Mesir pada 2010, perubahan kuku dilaporkan terjadi pada sekitar 68 persen pasien dengan penyakit hati.
Studi lain menemukan bahwa total 80,5 persen pasien dengan penyakit hati menunjukkan perubahan kuku, menandai prevalensi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya.
Sebuah studi pada 2013 yang diterbitkan dalam Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences juga mencatat perubahan kuku pada 72 persen sampel pasien.