Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tantangan Ikut Ultra Marathon dari Mulai Ngantuk Hingga Dikejar Anjing

Run To Care 2022 akan dibuat pada 29 Juli hingga 31 Juli 2022. Simak tantangan ultra marathon bagi para pelari ini.

24 Juli 2022 | 22.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi lari (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelari Nicky Hogan mengatakan ada beberapa tantangan yang diwaspadainya ketika hendak mengikuti lomba ultra marathon. Salah satu tantangan yang sangat dirasakannya adalah rasa kantuk. "Ngantuk itu sangat menyiksa. Apalagi karena kami berlari selama 36 jam," katanya dalpam peluncuran Run To Care 2022 by Sos Village pada 20 Juli 2022 di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegiatan tahunan Run to Care 2022 diadakan kembali. Perhelatan yang ke-7 ini, akan dilakukan di kawasan Sumatera Utara. Ajang ini akan dimulai di Parapat, Sumatera Utara, pada 29 Juli 2022. pukul 23.00. Harapannya para pelari offline yang berjumlah sudah bisa sampai di garis finish pada 31 Juli 2022 pagi di salah satu desa yang dikelola SOS Village di Medan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nicky rasa kantuk karena terlalu lelah untuk berlari sangat membuatnya tersiksa. Memang sepanjang perjalanan panitia menyediakan hotel atau tempat peristirahatan. Namun tetap saja tempat istirahat minimalis itu, belum bisa menghilangkan rasa kantuknya karena terlalu letih berlari. "Belum lagi kalau kami lari malam. Ngantuk sekali rasanya," katanya.

Konferensi Peluncuran Run To Care 2022/SOS Village

Pelari lain di ajang Run to Care 2022, Sianti Chandra setuju bahwa rasa kantuk itu sangat menjadi tantangan utama. Selain itu, ia juga tidak bisa melupakan tantangan cuaca. Menurutnya, ketika mengikuti ajang Run to Care di kawasan Taman Nasional Tambora, Nusa Tenggara Barat beberapa tahun lalu, tantangan bagi Sianti adalah faktor cuara. Kala itu, ia hujan badai menyelimuti kawasan lari itu. Air hujan yang deras itu membuatnya mengalami lecet di beberapa bagian tubuhnya, terutama kaki. "Kaki aku bengkak. Jadi penting sekali dalam ultra marathon berikutnya, aku siapin sepatu cadangan dengan ukuran sepatu yang satu tingkat lebih besar," katanya. 

Pelari William memiliki kisah lain. Baginya, tantangan yang tidak boleh dilupakan adalah soal anjing. Di Indonesia, ada beberapa daerah yang jumlah anjingnya cukup banyak. Sumatera salah satu tempat yang warganya memelihara hewan anjing dalam jumlah banyak. "Saya sudah beberapa kali dikejar anjing saat lakukan Ultra Marathon. Makanya pelari offline perlu lebih waspada. Bahkan sebaiknya pelari dibekali tindakan terdepan ketika ada anjing mendekat," kata Nicky. 

Ultra Marathon 150 kilometer dengan rute Toba – Medan, dengan ini Run To Care menjadi ajang lari Ultra Marathon 150 kilometer pertama di Medan. Run To Care 2022 membawa makna baru dalam olahraga yang melibatkan 131 pelari offline, 493 pelari virtual, lebih dari 4.600 donatur, hingga para mitra korporasi dan media yang berkomitmen untuk mendukung pemenuhan hak anak dan penguatan keluarga rentan yang terdampak Covid-19.

National Director SOS Children’s Villages Gregor Hadi Nitihardjo mengatakan acara ini diikuti sebanyak 623 pelari virtual dan offline telah menjadi jembatan bagi lebih dari 4.600 orang baik, yang jumlahnya akan terus bertambah, untuk dapat bersama-sama berkontribusi dalam menguatkan keluarga dan anak-anak Indonesia,


Baca: Mazda CX-5 dan MX-5 Merah Kawal Peserta Indonesia International Marathon di Bali

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus