Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tarawih Pertama, Imam Besar Istiqlal Berpesan Hindari Bergosip

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajak umat berpuasa indera. Dalam ceramah pada tarawih pertama, ia juga meminta hindari bergosip.

16 Mei 2018 | 22.00 WIB

Presiden Joko Widodo (keempat kanan) bersama sejumlah menteri menjalani salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, 16 Mei 2018. ANTARA/Wahyu Putro A
Perbesar
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) bersama sejumlah menteri menjalani salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, 16 Mei 2018. ANTARA/Wahyu Putro A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tarawih pertama menjadi salah satu salat yang dinantikan banyak warga muslim. Hal itu terlihat dari barisan yang penuh di berbagai masjid. Presiden Joko Widodo tarawih di Masjid Istiqlal. Dalam ceramah tarawih pertamanya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajak umat Islam melakukan puasa secara total dari hal-hal mudarat yang dapat merusak pahala puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ingat, terdapat perbuatan yang merusak ibadah kita," kata Nasaruddin selaku penceramah menjelang salat tarawih perdana, menggantikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.

Menurut dia, puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi juga mempuasakan indera. Dalam kaitan puasa indera, Imam Besar Masjid Istiqlal mengajak umat disiplin membiasakan mata agar tidak melihat aurat yang dapat merusak pahala puasa.

Telinga, kata dia, jangan larut dalam gosip. Puasa itu seharusnya menghindari bicara dari hal yang tidak penting. Karena itu, ia juga mengajak umat menjaga ucapan karena Ramadan tahun ini beriringan dengan masa kampanye. "Hati-hati, jangan kepentingan sesaat tidak kita peroleh pahala Ramadan," ujarnya.

Selain itu, perlu cermat dalam mengeluarkan pernyataan. Jemari juga harus berpuasa mengetik pesan di telepon seluler dari hal-hal yang tidak selaras dengan keberagamaan dan menimbulkan mudarat. "Pikiran juga harus berpuasa, seperti pikiran kotor. Hati kita juga harus bisa berpuasa. Mari evaluasi hidup kita," ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus