Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Terapi Plasma Darah Bisa Jadi Cara Atasi Kebotakan

Terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) bisa digunakan untuk atasi kebotakan. Caranya, plasma darah yang kaya akan trombosit disuntikan di kulit kepala.

16 Oktober 2020 | 09.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Richard Kyle menggunakan metode perawatan platelet-rich plasma atau PRP untuk menumbuhkan rambut. ZAP Clinic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kulit kepala seperti kebotakan. Sel plasma darah yang kaya akan trombosit melalui terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) bisa digunakan untuk mengatasi masalah kebotakan itu. Dalam terapi itu, sel plasma darah yang digunakan berasal dari diri sendiri. "Darah bersifat individual, bisa menjadi perawatan yang aman untuk diri sendiri," kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin sekaligus Medical Advisor MEN/O/LOGY by ZAP Clinic, Endi Novianto, dalam webinar 'Ampuhnya Darah Sendiri Mengatasi Permasalahan Kulit Kepala?', Kamis 15 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Plasma darah, yang digunakan dalam terapi PRP, kaya trombosit. Bagian dari darah itu berisi faktor pertumbuhan yang merangsang proses regenerasi jaringan. Sel itu berfungsi menyembuhkan atau memberbaiki jaringan yang rusak. "Berapa banyak trombosit yang diakui sebagai PRP? Trombosit normalnya 150.000-400.000 dalam darah per mikroliter. Tapi dalam terapi PRP, jumlah yang akan digunakan itu 1 juta per mikroliter," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luka yang disuntikkan dengan PRP akan lebih cepat sembuh ketimbang yang tidak mendapatkannya. Hal serupa terjadi pada kulit kepala, termasuk masalah rambut rontok. "Ketika disuntikkan untuk kulit kepala, rambut yang tadinya berada dalam fase istirahat, kembali tumbuh, seakan diberi pupuk," ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Faktor pertumbuhan yang dikeluarkan PRP akan merangsang folikel rambut, menstimulasi sel punca, mendorong tumbuhnya rambut baru sehingga lebih tebal, sehat dan rapat.

Endi menjelaskan prosedur PRP untuk mengatasi kebotakan. Darah dari pasien akan diambil, lalu dimasukkan ke dalam tabung khusus. Tabung itu diproses secara sentrifugasi untuk memisahkan bagian-bagiannya, seperti sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet), plasma dan serum. PRP, yang porsinya hanya sedikit, kemudian diaplikasikan dalam terapi.

Dengan zat activator spesial, PRP menjadi lebih optimal di mana 80 persen zat pertumbuhan keluar dalam 10 menit pertama. "Dalam waktu satu jam, 95 persen faktor pertumbuhan juga langsung keluar. Terpai PRP kalau bisa bertahan delapan jam," kata Endi.

Endi menyarankan, karena zat yang membantu pertumbuhan rambut itu masih bekerja selaa 8 jam, maka setelah melakukan terapi PRP, tidak boleh buru-buru keramas. Tunggulah setidaknya delapan jam.

Ketika sudah disuntikkan ke kulit kepala, PRP akan bertahan hingga 7-10 hari. Oleh karena itu, perawatan ini tak perlu diulang setiap hari, melainkan satu atau dua pekan sekali. Biasanya proses perawatan berlangsung hingga delapan kali atau empat bulan. Jika hasil sudah sesuai harapan, perlu pemeriksaan rutin setidaknya tiga bulan sekali atau bahkan enam bulan sekali.

Endi menjelaskan, PRP awalnya dimanfaatkan bukan untuk keperluan kosmetik. PRP ditemukan oleh ahli bedah mulut yang tak sengaja melihat proses penyembuhan tulang patah yang memanfaatkan PRP lebih cepat sembuh. Pada akhirnya, PRP dipakai juga di dunia estetika.

Di dunia kecantikan, PRP berfungsi untuk meremajakan kulit, baik di wajah atau bagian lain. PRP juga bisa menjadi restorasi rambut dan mempercepat penyembuhan luka setelah tindakan medis seperti peeling, skin graft healing juga filler.

Namun, metode ini sebaiknya tidak dilakukan oleh pasien yang anemia, memiliki jumlah trombosit yang kurang, mengalami infeksi seperti demam, mengonsumsi obat pengencer darah dan juga perokok berat. Perokok dan peminum alkohol yang ingin melakukan terapi ini sebaiknya berhenti setidaknya dua pekan sebelum perawatan bila ingin hasil yang maksimal.

Jika ingin melakukan terapi PRP di tengah pandemi COVID-19, pastikan tempat yang dituju sudah menerapkan protokol kesehatan dan para petugasnya juga menggunakan pelindung untuk mencegah risiko terinfeksi virus.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus