Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bullying bisa terjadi di sekolah dan dalam keluarga, di tempat kerja, atau bahkan di antara kelompok teman. Bagaimana seseorang dapat menemukan bantuan atau dukungan ketika mereka ditindas tergantung pada usia orang tersebut, di mana intimidasi itu terjadi, dan seberapa ringan atau parah dampaknya. Korban bullying mungkin menemukan lingkungan yang mendukung dan aman untuk mengatasi perasaan mereka dalam konseling atau terapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terapi untuk Orang yang Pernah Dibully
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Good Therapy. org, menjadi korban bullying dapat mengakibatkan emosi yang sulit seperti marah , malu , cemas , dan isolasi. Terapi dapat membantu korban bullying memperhatikan, berbagi, dan memproses perasaan menyakitkan, yang dibiarkan tanpa pengawasan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan pribadi seseorang. Beberapa orang yang menjadi korban bullying mungkin menginternalisasi peran korban yang dapat menyebabkan tantangan dalam hubungan seseorang dan rasa diri seseorang.
Terapis terlatih dapat membantu seseorang lebih memahami bagaimana peran korban memengaruhi kehidupan, serta mengajarkan keterampilan mengatasi untuk bergerak maju, seperti komunikasi yang tegas dan penetapan batas. Beberapa korban bullying mendapat manfaat dari kelompok pendukung atau terapi kelompok, di mana orang-orang yang pernah mengalami jenis viktimisasi serupa dapat saling mendukung dalam penyembuhan.
Anak-anak yang menjadi korban bullying di sekolah mungkin merasa terbantu untuk berbicara dengan konselor sekolah mereka. Konselor sekolah mungkin dapat bertindak sebagai advokat bagi mereka di sekolah, memeriksa kesehatan mental mereka, dan meningkatkan harga diri mereka.
Mempelajari keterampilan membela diri sendiri adalah proses yang mungkin membutuhkan sedikit waktu, dan itu tidak berarti anda bukan orang yang kuat atau tangguh.
Nottinghilltherapy.co terapi untuk intimidasi atau pelecehan biasanya melibatkan bekerja dengan fokus kembar pada strategi dan pertahanan yang dibutuhkan saat ini, bersama dengan mengeksplorasi setiap peristiwa latar belakang awal yang relevan melalui penggunaan teknik terapi perilaku berbasis tubuh seperti Terapi Pesso-Boyden ( PBSP) dan psikoterapi formatif atau pengalaman somatik.
Metode-metode ini dengan lembut menghilangkan keterkejutan dan trauma yang mungkin membuat kita tidak berdaya, tidak berdaya, dan rentan. Hasilnya adalah penyembuhan, perspektif baru dan kasih sayang dan empati yang lebih besar untuk diri sendiri dan juga orang lain.
Terapi untuk pelaku bullying
Orang yang menindas orang lain juga dapat mengambil manfaat dari terapi, meskipun mereka mungkin enggan untuk mengakui perilaku intimidasi mereka secara terbuka. Dalam terapi, pelaku intimidasi mungkin mulai memahami dampak perilaku menyakitkan mereka terhadap orang lain, mengeksplorasi alasan mengapa mereka melakukan intimidasi, mempelajari keterampilan baru untuk berkomunikasi secara positif dengan orang lain, dan membahas pengalaman pribadi yang mungkin berkontribusi pada perilaku intimidasi mereka.
Seringkali pelaku bullying atau intimidasi memiliki luka pribadi yang belum terselesaikan yang berkontribusi pada perilaku intimidasi mereka, dan menangani luka emosional atau identitas dan masalah sosial ini dengan terapis yang berkualitas dapat menjadi langkah integral untuk menghentikan perilaku intimidasi.
YOLANDA AGNE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.