Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedelai, Penurunan Fungsi Otak, dan Hipotiroid |
Produk-produk dengan bahan baku kedelaiseperti tahu, tempe, kecap, dan susu sari kedelaidiyakini berkhasiat bagus buat kesehatan. Berbagai riset tentang kedelai menyimpulkan, isoflavone alias zat aktif kedelai sanggup menurunkan kolesterol dan melawan kanker, keropos tulang, dan penyakit jantung.
Memang, berbagai khasiat itu akan bisa dirasakan jika kedelai tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Beberapa ilmuwan mengingatkan, konsumsi kedelai yang ekstra-melimpah berpotensi mencelakakan tubuh. CNN Health dua pekan lalu menyajikan beberapa alasan untuk itu.
Salah satu dampak buruk kedelai dikemukakan oleh Lon White. Ahli neuroepidemiologi dari Universitas Hawaii, Amerika Serikat, ini menggelar penelitian tentang akses memori dan kemampuan analisis sel otak para penggemar tahu. Mereka yang makan tahu sedikitnya dua kali seminggu selama 30 tahun terakhir menunjukkan fungsi sel otak yang sedikit lambat. Kondisi sel otak penggemar tahu ini, "Empat tahun lebih tua ketimbang usia yang sebenarnya," kata White, yang memublikasikan penelitiannya pada Journal of the American College of Nutrition, edisi April lalu.
Dampak kedelai yang lain dikemukakan Larrian Gillespie, ahli nutrisi yang menulis buku The Menopause Diet. Mengonsumsi pil food supplement yang mengandung 40 miligram isoflavone sehari bisa menghambat produksi hormon tiroid. Gillespie memberi perbandingan, satu sendok teh bubuk kedelai mengandung 25 miligram isoflavone.
Menurut catatan Gillespie, banyak klien perempuan yang mengeluhkan kelelahan, sembelit, sakit sekujur badan, dan jarak antar-menstruasi yang menyempit. Keluhan ini muncul setelah beberapa minggu mereka mengonsumsi 40 miligram isoflavone secara teratur. "Mereka mengira, ini hal yang wajar akibat dinamika hormon tubuh. Padahal, sebenarnya ini adalah beberapa gejala hipotiroid," kata Gillespie. Setelah konsumsi isoflavone dihentikan, keluhan tersebut dengan sendirinya berhenti.
Setelah hasil penelitian Gillespie dan White disiarkan, muncul kontroversi tentang sejauh mana kedelai berkhasiat. Para ilmuwan lalu menganjurkan penelitan intensif, dalam upaya mencari takaran kedelai yang aman dan berguna bagi kesehatan.
Anggur Penangkal Kanker |
Ada sebuah gejala menarik yang disebut "French paradox". Gejala ini dikaitkan dengan fakta bahwa jumlah orang Prancis yang mati akibat serangan jantung koroner lebih rendah ketimbang angka rata-rata di kawasan Eropa. Padahal, orang Prancis punya hobi menenggak bermacam jenis anggur dan sangat gemar mengonsumsi makanan yang berlimpah keju, mentega, krim, dan lemak.
Rasa penasaran pun membubung. Adakah rahasia di balik gejala paradoksal tadi? Spekulasi awal, anggur dan produksi turunannya mengandung unsur yang meminimalkan efek negatif lemak. Sejumlah riset pun digelar untuk membuktikan kebenaran spekulasi tersebut.
Salah satu penelitian dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Universitas North Carolina, Amerika Serikat, yang hasilnya dimuat dalam jurnal Cancer Research, edisi awal Juli ini. Anggur disebutkan mengandung senyawa aktif trans-Resveratrolselanjutnya disingkat Res. Selain terdapat pada anggur merah, Res juga ditemukan pada buah mulberi, raspberi, dan kacang tanah.
Holmes-Mc Nary, ahli biologi nutrisi dari Universitas North Carolina, menyuntikkan senyawa Res pada biakan sel kanker, pada kultur sel tikus, dan sel manusia. Hasilnya, "Res menghambat pertumbuhan dan mematikan sel kanker," kata Mc-Nary, seperti ditulis CNN Health pekan lalu. Meskipun belum melangkah ke riset langsung pada manusia, Mc-Nary yakin, Res dalam anggur inilah yang melindungi masyarakat Prancis dari kanker dan penyakit jantung.
Namun, tak sedikit yang menyangsikan kesimpulan riset Mc-Nary. Tingkat kematian akibat serangan jantung di Prancis memang rendah, tapi bukan berarti kualitas kesehatan orang Prancis lebih baik. Sebab, mereka lebih banyak mati di usia muda akibat kelainan fungsi hati. Rupanya, sebelum muncul penyakit jantung koronerrata-rata terjadi di usia paruh bayakegagalan fungsi hati, yang antara lain juga dipicu oleh konsumsi alkohol, sudah menyergap lebih dulu.
Selama ini, silang pendapat baik dan buruknya alkohol memang masih terus berlanjut. Tapi, menyimak mudaratnya, Thomas Pearson, ahli jantung dari American Heart Association, menganjurkan sebaiknya alkohol tidak dikonsumsi perempuan hamil dan mereka yang punya riwayat keluarga berpenyakit jantung, hati, pankreas, dan tekanan darah tinggi. Agar tetap aman, para ilmuwan mengingatkan bahwa hasil riset Mc-Nary tak perlu disambut dengan gerakan minum anggur secara berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo