Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

24 April 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jahe Pemunah Kanker Ovarium

Agaknya khasiat jahe bukan semata-mata penghangat tubuh kala udara di-ngin. Peneliti dari University of Michigan, Amerika, menemukan bahwa jahe bi-sa membunuh sel kanker. Penelitian yang diumumkan dalam pertemuan American Asso-ciation of Cancer Research itu juga me-nyebutkan bahwa rempah-rempah itu da-pat menghentikan sel yang berproses menjadi resisten terhadap obat-obatan.

Penelitian para ahli dari Ame-rika ini membawa ha-rapan baru bagi pengidap kan-ker. Mereka mengguna-kan bubuk jahe yang dila-rutkan sebelum diaplikasi-kan di sel kanker indung te-lur atau ovarium.

Mereka menemukan sel kan-ker mati oleh larutan ja-he. Ada dua jenis kematian sel kanker, apoptosis atau sel yang bunuh diri dan oto-fagi atau semacam saling mem-bunuh antara sesama sel kanker.

Rebecca Liu, penulis hasil penelitian, mengatakan, sebagian besar pasien kanker indung telur saat ini meng-alami resistensi terhadap ke-moterapi standar, yakni terapi yang berhubungan dengan apoptosis. "Jika jahe bisa me-nyebabkan kematian sel yang otofagi, maka ini akan mengurangi resistensi terhadap kemoterapi konvensional."

Kendati cukup menjanjikan, para peneliti mengingatkan, hasil penelitian itu masih sangat dini untuk diyakini. Mereka berencana melakukan tes lanjutan dengan sel kanker pada hewan.

Jarak Kelahiran yang Sehat

Ingin punya bayi sehat?- Aturlah jarak waktu kela-hiran. Para ahli dari Chica-go me-nyatakan, untuk men-da-patkan bayi yang sehat, perlu menjaga jarak kelahiran antarbayi selama 18 bulan, na-mun tak lebih dari lima tahun.

Jarak ideal ini didapatkan dari hasil analisis data 67 pe-nelitian berskala internasional yang melibatkan 11 ju-ta kelahiran. Hasil analisis- menunjukkan, jarak yang ter-lalu dekat atau terlalu jauh pa-da kelahiran anak cende-rung membawa komplikasi seperti kelahiran prematur dan lahir dengan berat yang kurang.

Tiap bulan dalam kehamil-an di bawah jarak 18 bulan, risiko bayi lahir prematur me-ningkat 1,9 persen. Untuk- setiap bulan yang lebih lama dari 59 bulan pada kehamil-an, kemungkinan bayi lahir- prematur meningkat 0,6 per-sen. Hasil penelitian ini diter-bitkan dalam Journal of the American Medical Association edisi April 2006.

Kehamilan dan kelahiran umum-nya menguras nutrisi dalam tubuh wanita. Jika wa-nita tersebut terpaksa hamil lagi sebelum kondisi tubuhnya pulih setelah melahirkan, ini akan meningkatkan risiko bayi yang dikandung. Namun, jarak kelahiran yang terlalu jauh juga mendatangkan masalah. Jarak tersebut akan mengurangi kapasitas reproduksi pada wanita yang ujungnya juga rendahnya kua-litas pertumbuhan janin.

"Jutaan kematian bayi di- du-nia bisa dihindarkan de-ngan perencanaan yang le-bih baik," kata Dr Agustin- Conde-Agudelo, seorang pe-ne-liti dari Santa Fe de Bogota Foundation, Kolombia.

Nyeri Pinggang di Usia Produktif

Nyeri pinggang bagian -ba-wah atau low back pain (LBP) dianggap penyakit pa-ling meng-ganggu kedua se-telah nye-ri kepala. Di Ame-rika Se-rikat, keluhan ini pernah di-alami hampir 80 per-sen pen-duduk. Diperkira-kan peng-idap keluhan ini lebih banyak lagi di Indonesia.

Dalam seminar tentang LBP yang diadakan Klinik Wellness, Jakarta, pekan la-lu, dr Arya Govinda, ahli pe-nya-kit dalam, menyebutkan bahwa nyeri pinggang pada umumnya menyerang mere-ka yang berusia produktif, 20-45 tahun.

Nyeri terjadi di bagian ping-gang bawah yang bisa men-jalar hingga ke kaki, ter-utama di bagian belakang dan samping luar. Tak jarang penderita hingga mengalami kesulitan bergerak. Organ pe-nyebab nyeri ini berada pada tiga ruas tulang pinggang atau organ di sekitarnya se-perti ginjal atau indung telur.

Penyebab gangguan ini bia-sa-nya lantaran sikap tubuh yang salah, akumulasi te-kanan fisik pada tulang be-lakang, benturan atau te-ka-nan pada pinggang atau aki-bat penyakit tertentu. Tak mengherankan bila pengidap nyeri ini umumnya penge-mu-di, pekerja yang banyak du-duk atau berdiri serta keha-milan.

Sejumlah ahli menduga peng-gunaan sepatu berhak ting-gi juga bisa menyebabkan- gangguan ini. Karena beban tubuh lebih berat ke depan, dan tulang pinggang dipaksa menahan beban untuk menyeimbangkannya.

Posisi tubuh yang salah da-lam waktu beberapa menit saja bisa membuat otot men-jadi tegang dan merusak jaringan lunak sekitarnya. Se-lain memperbaiki posisi tu-buh saat bekerja, latihan fisik seperti aerobik dan memilih kursi dengan sandaran tegak pendukung pinggang bisa menghindari gangguan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus