Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti tak hirau akan indahnya- musim semi, tiga anak muda berkulit cokelat itu bergegas menuju gedung pertemuan L’Oreal, sebuah perusahaan industri kosmetik di pinggiran kota Paris.
Di dalam ruangan, Rabu 12 April lalu, sejumlah eksekutif sudah menunggu mereka untuk sebuah presentasi bisnis seusai makan siang. Hadir pula puluhan anak muda dari berbagai negara lain.
Di depan sejumlah eksekutif dari berbagai dunia, Dharma Satriadi, 21 tahun, tampil sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Prima Tbk., sebuah perusahaan industri kosmetik asal Indonesia. Ia melakukan presentasi bisnis dibantu- Direktur Keuangan Aan Budiharto, 21 tahun, dan Direktur Pemasaran Arif Medianta, 20 tahun.
Singkat cerita, ketiga anak muda asal Indonesia ini berusaha meyakinkan ek-sekutif L’Oreal untuk menjalin kemitra-an dengan mereka. Serenteng data soal produk, jaringan produksi, distribusi-, potensi pasar, sampai kondisi finansial- perusahaan terakhir dipaparkan. ”Kami akan menerbitkan 65 juta saham baru seharga US$ 40 per lembar.” kata Aan Budiharto. ”Jadi, silakan bergabung.” Presentasi beberapa menit itu ditutup dengan tepuk tangan meriah.
Presentasi itu bukan perundingan bisnis yang sesungguhnya. Ini sekadar permainan dalam kompetisi internasional simulasi strategi bisnis yang digelar L’Oreal Paris. Peserta kompetisi berjudul L’Oreal e-Strat Challenge ini adalah mahasiswa dari berbagai universitas dan sekolah bisnis terkemuka di seluruh dunia.
Kompetisi kali ini adalah yang keenam digelar L’Oreal. Tahun ini mereka menerima 93 ribu pendaftar dari 2.190 universitas dan sekolah bisnis dari 125 nega-ra untuk berlomba. Dari 12 ribu tim, 1.500 tim dari universitas terbaik berhak mengikuti pertandingan.
Setelah itu, mereka diseleksi lagi menjadi 300 tim dan dihasilkan delapan tim yang masing-masing mewakili wilayah-wilayah dunia. Hadiah utama kompetisi diberikan pada final di Paris yang dibagi dalam dua kategori: mahasiswa tingkat MBA (S2) dan Undergraduate (S1).
Pemenang hadiah utama tahun ini untuk kategori sarjana adalah mahasis-wa dari Universitas Marmara, Turki. Peringkat kedua dari Universitas McGill, Montreal, Kanada, dan ketiga dari Indonesia. Mereka adalah Dharma, Aan dan Arief, mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan angkatan 2003, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, itu tadi.
Sebenarnya, dari Indonesia ada sejumlah tim dari berbagai universitas yang ikut berlomba hingga babak semifinal. Di antaranya tim Universitas Petra Surabaya, Bina Nusantara (Binus), Peli-ta Harapan, Padjadjaran, Diponegoro, Program MM Institut Teknologi Bandung- (ITB), dan Airlangga. Namun, mereka tak seberuntung Dharma dan kawan-kawan yang melesat hingga ke Paris.
Sebelumnya, Aan dan Arief pernah berduet memenangkan kompetisi nasional investasi simulasi pasar modal yang digelar pada Juli 2005 oleh Universitas Bina Nusantara. Pilihan untuk- orang ketiga jatuh pada Dharma yang kini mencalonkan diri menjadi Ketua Senat Mahasiswa FE UI. Mereka sepaka-t membentuk tim. ”Memang sudah- jodoh,” kata Arief.
Sejak Desember 2005, mereka berkumpul tiap Jumat hingga Minggu, setiap pekan. Rumah keluarga Arief di kawasan Buncit Indah, Jakarta Selatan, dipilih menjadi markas untuk berlatih. Urusan pacaran pun terpaksa ditangguhkan dulu.
Kerja keras itu membuahkan hasil. Permainan dan rencana bisnis tim itu masuk peringkat satu di zona delapan. Zona ini terdiri dari sejumlah negara-negara di Asia Tengah dan Tenggara. Peringkat kedua di zona delapan adalah peserta dari National University of Si-ngapore, Singapura, serta peserta dari Filipina dan Thailand.
Pada putaran final di Paris, menurut Dharma, faktor kreativitas dan kemampuan berkomunikasi menjadi faktor pe-nentu. Berbagai tim berlomba mempresentasikan strategi bisnis mereka di hadapan panel juri eksekutif, konsultan bisnis, dan media internasional.
Tim dari Turki dan Kanada yang memboyong alat peraga ketika presentasi. Selain contoh produk, mereka menampilkan brosur , leaflet, iklan majalah, hingga testimoni karyawan. ”Sementara kami cuma berbekal Power Point,” kata Arief seraya terbahak.
Selasa pekan lalu, keberhasilan mere-ka menempati peringkat ketiga L’Oreal e-Strat Challenge dirayakan dalam sebuah pesta kecil di kampus UI Depok. ”Ini bukan sekadar penghargaan. Setidaknya ini menjadi bukti dan prestise tersendiri: sekolah bisnis di Indonesia tak kalah kualitasnya dibanding negara lain,” ujar Dekan FE UI Bambang Permadi Brodjonegoro.
Widiarsi Agustina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo