Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tips Mengatur Gaji Bulanan Agar Terhindar dari Utang, Apa itu Formula 40-30-20-10?

Mengatur gaji bulanan dapat mencegah orang dari lilitan utang. Perhatikan betul antara kebutuhan dan keinginan. Gunakan firmula 0-30-20-10, apakah itu

2 Juli 2022 | 08.35 WIB

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang memiliki gaji bulanan biasanya harus memiliki kemampuan mengelola gaji yang didapatnya setiap bulan. Namun kemampuan ini tidak dimiliki semua orang. Ada yang masih bingung dalam mngelola pengeluaran dan pemasukan dari gajinya. Hal ini menyebabkan adanya risiko orang memiliki hutang. Lalu bagaimana untuk mengatur penghasilan perbulan agar mencukupi kebutuhan hidup:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

1. Daftar persentase alokasi gaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikutip dari Kemenkeu.go.id untuk mengatur gaji bulanan dengan tepat, pada dasarnya kita bisa mengetahui berapa besar kebutuhan kita pada hal-hal yang memerlukan dana. Contohnya 45 persen untuk kebutuhan pokok, 20 persen untuk membayar cicilan, dan ditabung 10 persen. Angka ini bisa fleksibel tergantung pada masing-masing orang.

2. Formula 40-30-20-10

Jika kita kesulitan untuk melakukan cara pertama, mungkin  bisa mencoba untuk menggunakan formula ini. Berikut penjabaran dari angka-angka tersebut yaitu 40 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan hidup dan biaya bulanan seperti kebutuhan untuk makan, transportasi, listrik, air, kuota internet, dan sebagainya. 30 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan sarana seperti cicilan kendaraan, cicilan rumah, dan utang jika ada.

Dahulukan membayar utang dan usahakan tidak menambah utang jika utang sebelumnya belum dilunasi. 20 persen dari gaji untuk ditabung. Tabungan ini bisa digunakan sebagai biaya pendidikan anak. Namun bisa dibuat lebih rinci seperti untuk tabungan, investasi, dan sebagainya. 10 persen dari gaji dialokasikan untuk membayar zakat atau bersedekah. Bisa juga menyisikan untuk dana darurat.

3. Kebutuhan atau keinginan

Orang biasanya sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Akibatnya orang bisa membeli sesuatu meskipun tidak memiliki anggaran. Hal ini membuat orang berpikir untuk berhutang. Misalnya ponsel, Anda memiliki ponsel yang masih bisa berfungsi dengan baik namun ketika Anda melihat teman  memiliki ponsel yang lebih bagus dan mahal Anda juga menginginkan membeli ponsel tersebut. Nyatanya ponsel Anda masih bisa digunakan.

4. Pentingnya dana darurat

Dana darurat adalah dana yang memang disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kondisi darurat yang membutuhkan dana tunai dengan segera. Misalnya, ketika tiba-tiba terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau tiba-tiba jatuh sakit dan memerlukan rawat inap yang tidak ditanggung oleh asuransi. Bisa juga untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga dalam kehidupan sehari-hari seperti mobil mogok, kecelakaan, dan lain sebagainya. Jika kita memiliki dana darurat, kita bisa menghindari diri dari berutang atau bahkan menggunakan uang tabungan yang sudah ada tujuan penggunaannya untuk keperluan lainnya..

YOLANDA AGNE 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus