Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Menyembuhkan Popcorn Brain dan Mengembalikan Fokus

Popcorn brain terjadi ketika otak terbiasa dengan stimulasi cepat sehingga menghilangkan fokus. Berikut tips menyembuhkannya.

29 Januari 2025 | 17.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta menopang dagunya saat mengikuti lomba melamun di Jinju Akademi, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 5 Maret 2023. Lomba melamun yang terinsipirasi dari lomba serupa di Korea Selatan "The Space Out Competition" tersebut diikuti 26 peserta dengan durasi melamun 1 jam. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Segala sesuatu yang berlebihan biasanya berdampak tidak baik. Menggunakan gadget misalnya atau terlalu banyak melihat video atau konten singkat, berpotensi menimbulkan popcorn brain. Dilansir dari bodybio, popcorn brain adalah suatu kondisi ketika otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan terus-menerus, seperti scrolling media sosial. Akibatnya seseorang bisa sulit fokus.

Orang yang mengalaminya bahkan bisa sulit berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami informasi yang lebih kompleks, mengurangi produktivitas, dan memengaruhi kesehatan mental. Melansir dari Mayoclinic, dan alive.com, untuk mengatasi popcorn brain dan meningkatkan fokus, berikut sepuluh langkah yang bisa dilakukan: 

1. Kurangi Waktu di Media Sosial

Hindari penggunaan media sosial secara berlebihan. Gunakan fitur pembatas waktu atau aplikasi yang membantu mengurangi waktu layar. Dengan membatasi konsumsi konten cepat, otak akan terbiasa untuk tidak terus-menerus mencari stimulasi instan.

2. Beralih ke Konten yang Lebih Mendalam

Gantilah kebiasaan scrolling tanpa henti dengan aktivitas yang lebih bermakna, seperti membaca buku, mendengarkan podcast panjang, atau menonton film dokumenter. Hal ini akan membantu otak beradaptasi dengan pola berpikir yang lebih lambat dan mendalam.

3. Latih Mindfulness dan Meditasi

Mindfulness adalah cara efektif untuk melatih otak agar lebih fokus pada momen saat ini. Luangkan waktu 5–10 menit setiap hari untuk meditasi, latihan pernapasan, atau refleksi harian. Aktivitas ini dapat membantu mengurangi distraksi dan meningkatkan kesadaran diri.

4. Terapkan Teknik Pomodoro

Teknik Pomodoro melibatkan bekerja selama 25 menit lalu beristirahat selama 5 menit. Metode ini membantu meningkatkan fokus dan menghindari kelelahan mental. Dengan istirahat singkat yang terjadwal, otak bisa tetap segar dan siap kembali bekerja.

5. Hindari Multitasking

Multitasking sering kali membuat kita merasa produktif, tetapi sebenarnya dapat mengurangi efektivitas otak. Fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu agar otak tidak terbiasa dengan pola kerja yang terlalu cepat dan dangkal. Dengan melakukan deep work, hasil yang dicapai akan lebih maksimal.

6. Lakukan Aktivitas yang Membutuhkan Konsentrasi

Cobalah menulis jurnal, menggambar, bermain alat musik, atau melakukan teka-teki untuk melatih daya tahan fokus. Aktivitas ini tidak hanya membantu meningkatkan konsentrasi tetapi juga memberikan efek menenangkan bagi otak.

7. Jaga Pola Tidur yang Sehat

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan otak. Pastikan tidur selama 7–9 jam setiap malam agar otak dapat beristirahat dan memproses informasi dengan baik. Hindari penggunaan ponsel sebelum tidur untuk mengurangi paparan cahaya biru yang bisa mengganggu siklus tidur.

8. Kurangi Konsumsi Gula dan Kafein Berlebih

Gula dan kafein dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kegelisahan dan membuat otak lebih sulit fokus. Sebisa mungkin, konsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah, dan protein untuk mendukung fungsi otak yang optimal.

9. Rutin Berolahraga

Olahraga secara teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak, mengurangi stres, dan memperbaiki kemampuan konsentrasi. Aktivitas seperti berjalan kaki, yoga, atau latihan kardio ringan bisa menjadi pilihan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

10. Tantang Otak dengan Kegiatan Berpikir Mendalam

Biasakan untuk membaca artikel panjang, menulis esai, mempelajari keterampilan baru, atau berdiskusi mendalam. Dengan terus melatih otak untuk berpikir analitis dan reflektif, kita bisa mengurangi ketergantungan pada informasi instan dan meningkatkan kapasitas berpikir kritis.

Pilihan Editor: Konsumsi Konten Digital Berkualitas Rendah Bisa Sebabkan Brain Rot, Apa Itu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus