Ungkapan yang Menguatkan pun termasuk Bahasa Cinta dalam Psikologi

TEMPO.CO, Jakarta - Kata-kata menguatkan (words of affirmation) yang aktif dan apresitatif lisan maupun tulisan lebih dari sekadar perasaan baik untuk yang menerimanya. Ungkapan kata yang menguatkan seperti cinta, damai, dan kasih meningkatkan fungsi otak. Berbicara dan mendengar kata-kata positif lebih sering dibanding negatif bisa mengaktifkan pusat motivasi otak.

Ungkapan itu kata-kata yang menguatkan itu salah satu dari lima konsep bahasa cinta yang dipopulerkan oleh Gary Chapman dalam bukunya berjudul Five Love Languages.

Apa itu kata-kata yang menguatkan?

Mengutip Psychology Today, kata-kata menguatkan atau words of affirmation merupakan ucapan terkait hal-hal yang mendukung kepada seseorang atau pasangan. Orang yang bahasa cintanya menggunakan kata-kata yang menguatkan untuk cinta diungkapkan melalui kata-kata, misalnya yang membangkitkan semangat

Mengutip laman The University of Arizona Global Campus kata-kata yang menguatkan menunjukkan cinta kepada orang lain. Ahli psikologi Michelle Rosser-Majors menjelaskan, manusia berkeinginan merasa dihargai. “Kata-kata positif memiliki kekuatan seperti ini, membuat fondasi kukuh yang dibutuhkan untuk membangun hubungan yang kuat dan produktif."

Manfaat kata-kata yang menguatkan

Kata-kata yang menguatkan lebih dari sekadar menunjukkan cinta. Tapi, juga meningkatkan penalaran kognitif. Mengutip Simply Psychology, orang yang menyukai bahasa cinta ini mungkin merasa terpengaruh secara negatif oleh kata-kata yang tak baik, dan cenderung sensitif terhadap kritik dari pasangannya. 

Pasangan dari seseorang menyukai kata-kata yang menguatkan mempertimbangkan untuk memberikan pujian, minat yang ditunjukkan terhadap sesuatu yang dibicarakan pasangannya. Itu akan bereaksi positif terhadap sesuatu yang telah dicapai pasangannya. Ungkapan positif seperti aku mencintaimu, aku bangga padamu, dan aku menghargaimu. akan membantu terhubung dengan pasangan menuju tingkat yang lebih dalam.

Baca:Mengenali 5 Bahasa Cinta dalam Psikologi