Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Viral Penjual Jalangkote, Ini Ciri Orang Jadi Korban Bullying

Seorang pedagang jalangkote dibullyi oleh sekelompok pemuda, Simak ciri orang yang biasanya menjadi korban bullyig.

18 Mei 2020 | 19.12 WIB

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat kembali dikejutkan dengan kasus bullying atau perundungan di kalangan remaja. Kali ini datangnya dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam sebuah video viral yang beredar di media sosial, terlihat seorang anak yang tengah berjualan jalangkote, didorong dan dipukuli serta ditertawakan oleh sekelompok pemuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hal tersebut membuat geram masyarakat. Menanggapi kasus tersebut, psikolog klinis dari Tiga Generasi Alfath Megawati mengatakan bahwa ini bisa dijadikan pembelajaran bagi para orang tua dalam mendidik anak. Terlebih, ada ciri yang menggambarkan alasan seseorang bisa dijadikan target bullying seperti bocah penjual jalangkote tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pertama, ini termasuk dimilikinya kesan atau ciri lemah secara fisik. Wanita yang akrab disapa Ega itu mengatakan bahwa dalam video yang beredar, anak tersebut terlihat pendiam. “Keadaan yang seolah less power ini sangat disukai oleh para pelaku bullying. Di sini kita belajar pentingnya berkata tidak dan menolak walaupun dasarnya tak suka banyak berkomunikasi,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada 18 Mei 2020.

Ciri yang kedua dari kejadian tersebut ialah adanya kecenderungan submisif. Sebab dalam rekaman video, sang anak tampak tidak berani mempertahankan diri. Adapun keinginan untuk menghindari perlawanan justru disenangi oleh pelaku perundungan. “Jadi kita diajarkan pentingnya memberi perlawanan saat dirasa ada hal yang salah dan tidak sesuai tentang label yang diberikan pada kita,” katanya.

Dengan kasus dan nilai yang bisa dipetik ini, Ega pun berharap jumlah korban bullying dapat menurun. Karena pada dasarnya, tidak akan ada perudungan selama seseorang berani untuk menolak dan melawan. “Kuncinya dua itu saja. Jangan menunjukkan kita lemah dan submisif dengan berani menolak dan melawan,” katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus