Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Waspada, Gula Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Konsumsi asupan gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin yang telah dikaitkan dengan perkembangan masalah neurologis termasuk Alzheimer.

15 Oktober 2023 | 17.18 WIB

Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Fauzan
Perbesar
Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gula sering kali terkandung dalam makanan dan minuman sehari-hari. Dampak buruk mengonsumsi gula berlebihan berpengaruh pada kesehatan. Salah satunya hubungan antara konsumsi gula dan risiko terkena Alzheimer, jenis demensia yang paling umum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Medical News Today konsumsi gula berlebihan, khususnya gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa, dapat menyebabkan resistensi insulin. Ini adalah kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, yang pada akhirnya dapat mengarah pada diabetes tipe 2.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Resistensi insulin telah dikaitkan dengan perkembangan masalah neurologis, termasuk Alzheimer. Mengonsumsi makanan tinggi gula dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel otak. Peradangan dan stres oksidatif telah berkaitan dengan perkembangan penyakit Alzheimer.

Sebuah studi tahun 2022 yang dikutip dari Healthline dengan 37.689 orang menemukan hubungan antara asupan gula yang tinggi dan peningkatan risiko Alzheimer di kalangan wanita.

Mereka yang mengonsumsi sekitar 10 gram (2,4 sendok teh) gula per hari memiliki peningkatan risiko terbesar. Laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu, memiliki hubungan paling kuat dengan Alzheimer di antara jenis gula yang diteliti.

Gula darah tinggi akibat diabetes juga merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit Alzheimer. Ini dapat meningkatkan pertumbuhan plak amiloid di otak, ciri khas penyakit Alzheimer. 

Sebuah studi tahun 2022 yang melibatkan 4.932 orang menemukan bahwa hubungan antara Alzheimer, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi dapat dimulai sejak usia 35 tahun. Mengelola kadar kolesterol dan gula darah sejak dini dapat membantu menurunkan risiko terkena Alzheimer.

Studi juga menunjukkan bahwa kadar gula darah yang lebih tinggi dalam jangka waktu 1 tahun dapat memengaruhi risiko Alzheimer dan demensia.

Terakhir, sebuah studi tahun 2017 juga menemukan peningkatan penanda Alzheimer pada orang yang mengonsumsi lebih banyak minuman manis dan jus buah.

Pencegahan

Diet seimbang adalah kunci untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh. Terlalu banyak gula dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit Alzheimer.

Mengurangi konsumsi gula dan makanan olahan sambil meningkatkan asupan buah, sayuran, sumber protein sehat, dan lemak sehat dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus