Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat perayaan Hari Kemerdekaan, panjat pinang termasuk aktivitas perlombaan. Lomba panjat pinang ini mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan. Asal-usul panjat pinang sudah ada sejak kolonial Belanda. Saat itu, para bangsawan Belanda mengadakan lomba panjat pinang untuk pribumi sebagai simbol perayaan, seperti pernikahan, ulang tahun, dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini panjat pinang identik perlombaan 17 Agustus. Lomba ini biasanya baru diadakan setelah semua acara hiburan dan perlombaan selesai. Meskipun sudah ada pada masa kolonial Belanda, panjat pinang sudah ada sejak lama di Cina. Mengutip laman Budaya-Tionghoa, panjat pinang sudah lama populer di Tiongkok, padaDinasti Ming tahun 1368 hingga 1644 Masehi. Di Tiongkok, panjat pinang dikenal dengan nama qiang-gu. Sedangkan di Eropa, panjat pinang dikenal dengan nama greasy pole.
Unsur dalam panjat pinang
Hadiah yang digantung di puncak tiang diperebutkan banyak orang. Sebelum bermain batang pohon pinang yang sudah dikupas dilumuri pelumas. Para peserta berlomba untuk mendapat hadiah, memanjat batang licin sambil bekerja sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Sejarah Permainan Panjat Pinang, Penuh Filosofi dan Kontroversi terdapat beberapa makna di balik perlombaan ini, yaitu:
1. Gotong-royong
Cerminan sikap saling gotong royong terlihat jelas di dalam permainan ini, karena jika tim tidak kompak, tak akan sampai di puncak pohon pinang meraih hadiah.
2. Saling menyemangati
Seseorang akan termotivasi untuk menggapai puncak pohon pinang jika mendapat semangat dari rekan dalam tim. Di dalam kehidupan, dukungan dari orang lain untuk saling menyokong mencapai tujuan.
3. Kerja keras dan tekun
Memanjat tiang pohon pinang yang licin membutuhkan tenaga ekstra dan ketekunan untuk mendapat hadiah di puncak. Implementasi dalam kehidupan, saat ingin menggapai impian, seseorang harus bekerja keras dan tekun mencapai tujuan.
4. Kesabaran
Tanpa kesabaran, kerja keras dan ketekunan bisa saja menjadi percuma. Tanpa kesabaran, tujuan tidak akan tercapai jika berhenti di tengah jalan.