Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

38 Burung Langka Ditemukan di Hutan Damarwulan Kediri

ProFauna Indonesia menemukan dan mengidentifikasi 38 jenis burung langka yang berada di area hutan afdeling Damarwulan.

28 Maret 2018 | 16.27 WIB

Dua Elang Jawa (induk dan anak) terbang di atas kawasan  wisata Coban Trisula, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, (1/8). Sejumlah ahli burung elang memperkirakan Elang Jawa merupakan burung pemangsa yang paling langka di dunia. TEMPO/Abdi Purmono
Perbesar
Dua Elang Jawa (induk dan anak) terbang di atas kawasan wisata Coban Trisula, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, (1/8). Sejumlah ahli burung elang memperkirakan Elang Jawa merupakan burung pemangsa yang paling langka di dunia. TEMPO/Abdi Purmono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - ProFauna Indonesia menemukan dan mengidentifikasi 38 jenis burung langka yang berada di area hutan afdeling Damarwulan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, burung-burung yang berhasil diamati tim ProFauna, antara lain, Bubut alang-alang (Centropos bengalensis), Cekakak batu (Lacedo pulchella), Paok pancawarna (Pitta Guajana), Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus), Kadalan kembang (Phaenicophaeus javanicus), dan Serindit jawa (Loriculus pusillus).

"Dari kelompok jenis elang, ada dua jenis yaitu Elang bido (Spilornos cheela) dan Elang hitam (Ictinaetus Mmalayensis ),” kata Rosek di Malang, Selasa, 27/3. “Ada sebelas jenis burung yang ditemukan itu merupakan satwa dilindungi.”

Ke-11 jenis burung yang dilindungi itu adalah Paok pancawarna (Pitta guajana), Cekakak sungai (Todhiramphus chloris), Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak batu (Lacedo pulchella), Madu sriganti (Nectarinia jugularis), Takur tenggeret (Psilopogon australis), Takur tohtor (Psilopogon armillaris), Takur tulung tumpuk (Psilopogon javensis), Takur ungkut ungkut (Psilopogon haemacepahala), Elang bido (Spilornos cheela) dan Elang hitam (Ictinaetus malayensis ).

Terdatanya puluhan jenis burung di hutan Damarwulan Kediri itu sangat mengembirakan, karena beberapa jenis burung tersebut sudah jarang ditemukan di alam di Jawa Timur. “Misalnya serindit jawa dan paok pancawarna,” kata Rosek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kedua jenis burung ini termasuk jenis yang masih sering diperdagangkan di pasar burung.

Burung paok pancawarna sebetulnya termasuk daftar jenis satwa liar yang dilindungi, tapi masih banyak diperdagangkan di pasar-pasar burung karena keindahan warna bulunya.

Rosek yang sudah melakukan pengamatan satwa liar sejak 1994 itu menambahkan burung serindit termasuk keluarga burung nuri kecil yang semakin jarang ditemukan di alam liar. "Ini adalah perjumpaan saya pertama kali di alam setelah terakhir kali menjumpainya 10 tahun yang lalu di daerah Malang Selatan," kata dia.

Kegiatan pendataan satwa liar di alam diadakan setiap bulan oleh suporter ProFauna di berbagai daerah. Tujuannya memupuk rasa cinta terhadap satwa liar yang hidup di alam bebas.

“Kami juga berharap bisa memberikan sumbangsih informasi bagi upaya pelestarian satwa liar itu," kata Erik Yanuar, juru kampanye ProFauna Indonesia.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus