Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

6 Destinasi Wisata di Sekitar Sirkuit Mandalika, Datang Saat Jeda Nonton MotoGP

Ada banyak destinasi wisata menarik di sekitar sirkuit Mandalika.

16 Januari 2022 | 17.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara Sirkuit Mandalika. (ITDC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan MotoGP akan berlangsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika, pada 18-20 Maret 2022. Sebagai kawasan khusus pariwisata, ada banyak destinasi wisata menarik di sekitar sirkuit Mandalika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak jauh dari sirkuit, terdapat pantai yang langsung menghadap Samudera Hindia. Ada pula perbukitan yang indah di mana wisatawan dapat melihat lansekap yang lebih luas dari atas. Penonton MotoGP Mandalika juga tak perlu khawatir bakal terlalu lama di jalan atau ketinggalan agenda menonton karena lokasinya tidak jauh dari sirkuit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penonton MotoGP Mandalika bisa berkunjung ke destinasi wisata di sekitar sirkuit Mandalika dengan berjalan kaki, bersepeda, atau berkendara, saat jeda nonton. Berikut enam destinasi wisata unggulan di sekitar sirkuit Mandalika, seperti dikutip dari keterangan tertulis Pegipegi:

  • Bukit Merese

    Suasana Bukit Merese di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 8 Januari 2021. ANTARA/Ahmad Subaidi

    Bukit Merese wajib masuk dalam daftar kunjungan karena bakal menyuguhkan pemandangan eksotis dari ketinggian. Wisatawan perlu berkendara sekitar 12 menit dari Sirkuit Mandalika ke Bukit Merese. Butuh waktu lagi sekitar 15 menit untuk naik ke puncaknya. Namun semua itu "terbayar" oleh cantiknya panorama Mandalika dari ketinggian. Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat Garis Pantai Tanjung Aan dan Pantai Kuta. Gradasi warna air laut yang hijau dan biru, serta rerumputan hijau dan semilir angin laut.

  • Pantai Tanjung Aan

    Seorang wisatawan belajar tehnik bermain surfing di Pantai Tanjung Aan, Praya, Lombok Tengah, NTB, (15/10). ANTARA/Ahmad Subaidi

    Turun dari Bukit Merese, wisatawan bisa mampir ke Pantai Tanjung Aan. Waktu tempuhnya sekitar 4 menit berkendara. Pantai ini menghadap Samudera Hindia dengan bibir pantai melengkung, air jernih berwarna kebiruan, dan pasir putih. Pengunjung bisa berenang dan snorkeling di pantai ini.

  • Pantai Tanjung Bongo
    Pantai Tanjung Bongo terletak di balik Bukit Merese dan bisa dicapai dengan berjalan kaki. Pantai Tanjung Bongo terbilang masih sepi dan bersih. Sttt, belum banyak yang tahu tentang pantai ini. Pasir putihnya memiliki tekstur yang halus dan air laut yang bening. Di pinggir pantai terdapat semacam kolam atau jacuzzi alami yang cocok untuk berendam.

  • Pantai Kuta Mandalika

    Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 8 Januari 2021. ANTARA/Ahmad Subaidi

    Pantai Kuta Mandalika adalah pantai terpanjang di Mandalika. Untuk sampai ke pantai ini, penonton MotoGP Mandalika perlu berkendara sekitar 18 menit dari Sirkuit Mandalika. Pantai Kuta Mandalika dikelilingi pepohonan rindang serta gazebo yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk istirahat atau berteduh.

  • Pantai Seger

    Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. TEMPO/Ahmad Subaidi

    Pantai ini tak jauh dari Pantai Kuta atau sekitar 9 menit berkendara. Pantai Seger menjadi tempat festival Bau Nyale yang berlangsung setiap tahun. Saat festival, ratusan orang berkumpul di pinggir pantai untuk mengumpulkan cacing laut yang mereka percaya sebagai jelmaan Putri Nyale. Ini adalah sosok legenda yang rela menceburkan diri ke laut supaya tidak terjadi perpecahan di Lombok.

  • Desa Sade

    Suasana di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. TEMPO | Supriyantho Khafid

    Desa Sade berjarak sekitar 27 menit berkendara dari Sirkuit Mandalika. Di desa ini, wisatawan bisa berinteraksi dengan penduduk asli Lombok, yaitu Suku Sasak. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses menenun kain, memancing, dan menjala ikan. Semua bangunan rumah di Desa Sade masih tradisional dengan atap yang terbuat dari ijuk, tembok anyaman bambu (tanpa paku), dan lantai beralaskan tanah.

Baca juga:
MotoGP Mandalika, Cek Rekomendasi 5 Hotel di Sekitar Sirkuit Mandalika

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus