Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Aktivitas Gunung Merapi Yogyakarta Mereda, Wisata Radius 5 Km Masih Tutup

Kendati aktivitas kegempaan dan guguran lava Gunung Merapi di Yogyakarta menurun, aktivitas wisata masih harus di luar radius 5 kilometer dari puncak.

22 Mei 2021 | 13.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta menyatakan, aktivitas kegempaan Gunung Merapi kian menurun dalam sepekan terakhir atau selama 14 sampai 20 Mei 2021 .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih rendah dibandingkan pekan lalu. Nnamun status tetap Siaga," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida pada Jumat 21 Mei 2021. Penurunan aktivitas kegempaan Gunung Merapi terlihat dari frekuensi munculnya awan panas dalam sepekan terakhir tak sampai sepuluh kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guguran lava, menurut Hanik, juga berkurang tak lebih dari seratus kali. Guguran awan panas dalam sepekan terakhir terjadi sebanyak tujuh kali dan lava pijar sebanyak 58 kali, masing-masing dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya.

Mengenai aktivitas wisata di sekitar Gunung Merapi, Hanik mengatakan, BPPTKG masih merekomendasikan tidak ada kegiatan apapun dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. "Ini masih menjadi daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak gunung," kata Hanik.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suci Iriani Sinuraya mengatakan, berdasarkan pengamatan libur panjang lebaran lalu, mulai 12 - 16 Mei 2021, sebanyak 77.721 wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Sleman, termasuk ke objek wisata di kaki Gunug Merapi yang masuk kategori aman.

Di antaranya kawasan Kaliurang, Kaliadem, Bukit Klangon, Plunyon Kalikuning, Museum Gunung Merapi atau MGM, dan Ulen Sentalu. "Destinasi wisata Museum Gunung Merapi buka lagi pada Minggu, 16 Mei 2021," Suci.

Palang pintu wisata alam Bukit Klangon tutup di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 8 November 2020. Sejumlah destinasi wisata di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman seperti Bukit Klangon, Kaliadem, Petilasan Mbah Maridjan dan Bukit Turgo ditutup seiring meningkatnya status Gunung Merapi dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Dia merinci kunjungan libur lebaran lalu di Kabupaten Sleman didominasi ke desa dan destinasi wisata dengan total 47.787 kunjungan. Selain berkunjung ke destinasi wisata di kaki Gunung Merapi, wisatawan juga memadati kawasan Grojogan Watu Purbo, Embung Senja, Bukit Breksi, Obelix Hills, Blue Lagoon, dan Lava Bantal.

Sementara kunjungan wisatawan dengan tujuan Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko, Candi Ijo, Candi Sambisari, dan Candi Banyunibo, sebanyak 12.061 wisatawan. "Tingkat kunjungan ke museum yaitu Museum Gunung Merapi, Ullen Sentalu, dan Monumen Jogja Kembali sebanyak ada 878 wisatawan," katanya.

Wisatawan yang datang ke destinasi wisata buatan di Kabupaten Sleman, seperti Jogja Bay, Studio Alam Gamplong, Jogja Exotarium, Agro Wisata Bhumi Merapi, The World Landmark, Sindu Kusuma Edupark, sebanyak 12.979 orang. "Sebaran 4.016 wisatawan lainya berkunjung pada destinasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat di Kabupaten Sleman," kata dia.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Joko Paromo mengatakan tingkat hunian hotel selama libur lebaran lalu masih berkisar 10 sampai 15 persen. "Para tamu biasanya akan mengobservasi bagaimana penerapan protokol kesehatan di hotel sebelum memutuskan booking atau check-in," katanya.

Baca juga:
Belasan Hotel di Yogyakarta Jadi Tempat Karantina Pekerja Migran

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus