Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bangunan cagar budaya Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, memiliki salah satu pemandangan menarik berupa kaca patri. Kaca patri itu terletak di lantai dua bangunan utama atau Gedung A.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kaca patri berukuran besar itu membentang dari bawah hingga atas bangunan, tepat di depan tangga agung yang terbuat dari granit dan balutan dinding marmer. Jika tersorot sinar, pengunjung akan melihat simbol-simbol yang terpatri di kaca tersebut. Pemandu wisata Andry Rizki Perdana mengatakan kaca patri itu merupakan salah satu spot foto yang paling diminati pengunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Biasanya sebagai latar foto prewedding atau untuk foto katalog," kata Andry saat memandu wisata virtual ke Lawang Sewu bersama KA Wisata dan Blibli pada Selasa, 9 Juni 2020. Dia kemudian menunjukkan sejumlah simbol yang terdapat pada kaca patri itu. Di antaranya simbol Dewi Fortuna, Dewi Venus, Kerajaan Belanda, Kota Amsterdam, dan Kota Rotterdam.
Dalam Portofolio Sejarah Gedung Lawang Sewu tertulis kaca patri itu dibuat oleh seniman Belanda bernama J. L. Schouten dari Studio T. Prinsenhof. Ornamen lukisan pada kaca itu dibuat dengan menggunakan teknik lukis langsung. Seluruh proses pembuatannya dilakukan dikota Delft, Belanda.
Kaca patri dengan simbol Dewi Fortuna dan Dewi Venus di Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah. Foto: KA Wisata Lawang Sewu
Jika menghadap ke kaca patri dari dalam gedung, di sebelah kanan ada gambar Dewi Venus memakai gaun biru yang membawa guci berisi air. Di sebelah kiri ada Dewi Fortuna dengan gaun merah yang membawa api. Kekuatan api dan air dari dua dewi ini kemudian dilebur menjadi satu dan menghasilkan uap. Itulah gambaran dari mesin uap yang digunakan untuk menggerakkan roda kereta api. "Pada masa itu, mesin uap adalah alat yang diunggulkan dalam menggerakkan perekonomian dunia," kata Andry.
Figur Dewi Fortuna dianggap sebagai lambang keberuntungan dan Dewi Venus yang diasosiasikan dengan rasa. Kedua dewi itu menjadi simbol ikatan pada alam dan bumi pertiwi yang melindungi keselamatan transportasi kereta api, memelihara kesejahteraan Kota Amsterdam, Kota Rotterdam, Kota Batavia, dan Kota Semarang, sebagai kota pusat pemerintahan dan perdagangan untuk menjaga kejayaan Kerajaan Belanda.