Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Festival Bau Nyale salah satu acara yang dinanti masyarakat serta wisatawan mancanegara di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tahun ini tradisi memancing cacing laut itu akan digelar pada 18-19 Februari 2025 di Pantai Seger, Mandalika. Sebelum acara puncak itu digelar beberapa atraksi budaya menarik, salah satunya adalah Peresean.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Festival Bau Nyale diawali dengan pertunjukan Peresean pada 14-16 Februari di Kuta Beach Park atau yang dikenal Senek Kuta Lombok. Tradisi adu ketangkasan ini menjadi bagian dari kekayaan budaya Sasak yang selalu dinantikan oleh masyarakat dan wisatawan. Para petarung menggunakan tongkat rotan sebagai senjata. ‘’Peresean ini biasanya antusias diikuti jagoan," kata Ketua Masyarakat Sadar Wisata Lombok Tengah Lalu Sandika Irwan kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah itu dilanjutkan dengan Parade "Siu Puteri Mandalika" pada 17 Februari 2025. Parade ini diikuti 1.000 siswi SD hingga SMA mengenakan busana khas Puteri Mandalika yang memancarkan keanggunan budaya Sasak. Sedangkan puncak Bau Nyale akan berlangsung pada 18 Februari malam, di Bukit Seger, The Mandalika, sekaligus penobatan Puteri Mandalika 2025.
Bau Nyale merupakan tradisi masyarakat Sasak yang dilaksanakan secara turun temurun. Dalam bahasa Sasak, Bau artinya menangkap dan Nyale berarti cacing laut. Pada hari yang ditentukan masyarakat berbondong-bondong ke laut untuk mencari cacing lalut. Menurut penanggalan Sasak, Nyale yang merupakan jelmaan putri Mandalika muncul pada tanggal 20 bulan 10.
Penentuan puncak Bau Nyale dari hasil sangkep warige atau musyawarah yang dilaksanakan oleh para tokoh masyarakat. Namun ada juga tanda alam munculnya nyale. ‘’Banyaknya capung beterbangan dan cuaca. Jika banyak air dari darat ke laut karena hujan menanda sedikit atau banyaknya Nyale,’’ ucap Lalu Sandika Irwan.
Ribuan warga dan wisatawan mengumpulkan Nyale atau cacing laut warna-warni pada Festival Pesona Bau Nyale 2024 di Pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat 1 Maret 2024. Tradisi Bau Nyale di Pantai Kuta Mandalika merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sasak di LombokÊyang diharapkan damat meningkatkan kunjungan wisatawan dan menjadi daya tarik dari pengembangan KEK Mandalika.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Bau Nyale di Lombok ini biasa dilakukan di beberapa titik pantai selatan mulai dari Teluk Awang diantaranya pantai Kaliantan, Bumbang, Gerupuk, Seger, Are Guling, Tampah, hingga di ujung barat Selong Belanak, Torok. Dari kota Mataram, Jarak lokasinya sekitar 60 kilometer atau sekitar 30 kilometer dari Bandara Internasional Lombok.
Sejak menjadi atraksi wisata di Nusa Tenggara Barat, Bau Nyale diramaikan berbagai atraksi kesenian menjelang tengah malam hingga dini hari. Tak heran jika acara ini dihadiri ribuan wisatawan lokal mancanegara. Lalu Sandika mengatakan beberapa turis dari Spanyol dan Argentina sudah mengkonfirmasi akan ikut menyaksikan tradisi tersebut, ‘’Mereka penasaran dan kehadiran mereka ini sebagai experience,’’ ujarnya.
ITDC turut berperan aktif untuk mensukseskan perayaan budaya ikonik di Lombok ini. Dari menyiapkan venue serta memastikan kelancaran dan keamanan acara, sehingga rangkaian festival dapat berlangsung dengan tertib, meriah, dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi peserta maupun pengunjung. Selain itu, sebagai wujud komitmen terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan, ITDC menggelar Giat Bersih Gotong Royong pada 14 Februari 2025 di Pantai Seger.
General Manager The Mandalika Wahyu M. Nugroho mengatakan Bau Nyale tidak hanya sebagai salah satu perayaan budaya terbesar di Lombok, tapi juga salah satu daya tarik utama pariwisata di The Mandalika. "ITDC berkomitmen untuk mendukung kelancaran Festival Bau Nyale dengan menyediakan fasilitas yang memadai, memastikan keamanan serta kenyamanan pengunjung, dan bekerja sama dengan berbagai pihak" katanya.
Pilihan editor: Mengenal Tradisi Sangkep Warige dan Bau Nyale di Lombok