Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meminta Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjungpinang bisa melayani kembali penerbangan internasional. Layanan itu sangat dibutuhkan untuk menunjang pintu masuk wisatawan mancanegara ke Tanjungpinang dan Bintan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, wisatawan mancanegara yang ingin berlibur ke Tanjungpinang dan Bintan hanya bisa melalui pintu masuk pelabuhan. "Tentu hal itu berat, apalagi untuk menunjang angka kunjungan wisman ke Kepri, mestinya jangan setengah-setengah kalau memang ingin kunjungan wisman di Kepri mau ditingkatkan," kata Ansar, Kamis, 2 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Riau Heri Mohkrizal mengatakan selama ini, wisatawan mancanegara yang ingin berlibur ke Bintan harus melalui Bandara Changi Singapura atau Bandara Hang Nadim Batam terlebih dahulu. Kondisi itu pun membuat biaya liburan turis tentu semakin mahal.
"Apalagi turis yang tujuannya khusus liburan ke destinasi wisata Lagoi atau Trikora Bintan, biaya mereka akan lebih mahal kalau tidak melalui pesawat langsung," kata Heri.
Menurut Heri, jika bandara RHF bisa melayani penerbangan internasional lagi, tentu menunjang peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Kepri. "Banyak turis yang akan menggunakan bandara ini nantinya, misalnya wisman dari Korea, sekarang mereka terpaksa ke Singapura atau ke Batam terlebih dahulu," ujarnya.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menahan jalur internasional Bandara Raja Haji Fisabilillah selama satu tahun sejak pandemi Covid-19. Bandara RHF pun tidak bisa menerima penerbangan internasional meski masih berstatus bandara internasional. Di sisi lain, Kemenhub berencana mencabut status bandara internasional beberapa bandara di Indonesia.
Rencana pemangkasan bandara internasional
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengatakan akan memangkas jumlah bandara internasional dari 32 menjadi 14 atau 15 saja di Indonesia. Tujuan dari perampingan bandara ini untuk meningkatkan pergerakan perjalanan domestik dan meningkatkan mobilitas wisata dalam negeri karena pemerintah akan sekaligus memperbaiki konektivitas antar bandara di nusantara.
Penambahan bandara di berbagai daerah, kata Erick, jangan sampai membuat masyarakat justru lebih banyak bepergian ke luar negeri. Meski nanti ada penurunan status bandara bisa tetap melayani penerbangan haji dan umrah.