Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Berkenalan dengan Si Bule, Burung Rangkong Papua yang Usil dan Lucu

Masyarakat Papua menyebut burung rangkong dengan burung tauntaun atau burung kumkum.

25 Oktober 2021 | 11.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Burung Rangkong. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Papua memiliki kekayaan flora dan fauna yang menarik. Salah satunya adalah burung rangkong atau dalam bahasa Inggris disebut Hornbill Bird. Salah satu ciri khas burung rangkong adalah memiliki paruh yang lebih besar dari tubuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, masyarakat Papua menyebut burung rangkong dengan burung tauntaun atau burung kumkum. Dan di Kampung Ugar yang terletak di sebuah pulau kecil di Teluk Berau Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, ada seekor burung rangkong yang lucu. "Si Bule namanya," kata Hari Suroto. Entah kenapa diberi nama burung Bule, padahal bulu burung ini berwarna hitam dengan paruh putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yang menarik dari si Bule adalah dia jinak dan usil. Hari Suroto mengatakan, si Bule terbang bebas dan kerap hinggap di atap atau pagar rumah penduduk. Usianya sekitar satu tahun. Pada malam hari, burung ini tidur di tiang listrik.

Saat pagi hingga sore, si Bule terbang rendah di sekitar perkampungan penduduk. "Bule memantau jalan kampung dari tempat hinggapnya. Kalau ada orang yang berjalan sambil memegang makanan, maka dia bakal terbang menyambar merebut makanan itu secepat kilat," kata Hari Suroto. Tiada yang marah dengan keusilan si Bule. Orang yang makanannya terampas si Bule malah tertawa senang.

Burung rangkong Papua bernama Bule yang jinak dan usil. Dok. Hari Suroto

Hari Suroto menjelaskan, masyarakat Papua menamakan burung rangkong sebagai burung tauntaun karena ada tanda yang menunjukkan umur pada burung ini. "Semakin banyak tanda di paruhnya, maka semakin tua burung tersebut," ujar Hari.

Burung rangkong termasuk burung yang setia kepada pasangan. Sepasang burung ini akan setia hingga mati. Jika salah satu pasangan mati oleh pemburu, maka pasangan yang ditinggalkan tidak akan mencari pasangan baru.
"Burung ini suka membuat sarang dengan mematuk batang dan dahan pohon yang besar dan tinggi," kata Hari.

Dalam lubang yang dibuat itulah burung betina akan bertelur dan mengerami telurnya. Seluruh badan akan berada di dalam lubang. Hanya kepala dan paruhnya saja yang keluar dari lubang sarangnya. Saat burung betina mengerami telur, burung jantan akan membawakan makanan.

Setelah telur menetas maka burung betina keluar sarang dan bergantian dengan burung jantan mencari makan dan menjaga anak-anaknya di sarang. Kampung Ugar tempat aksi si Bule juga dikenal sebagai desa wisata. Di kampung ini terdapat pantai berpasir putih yang ditumbuhi pohon kelapa, terdapat lukisan prasejarah di tebing karst tepi pantai, serta pesona bawah air yang masih terjaga.

Baca juga:
Hari Bersama, Kopi Papua Demi Bantu Mahasiswa Bayar SPP

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus