Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Nirina Zubir dan suaminya Ernest Syarif telah menyelesaikan perjalanan panjang bersepeda Jakarta-Bali, sejauh 1.200 km. Kisah petjalanan mereka terekam dalam pameran fotografi bertajuk #Suami_Istri_Ride, yang diadakan di Dapuraya, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nirina rute perjalanan tersebut dipilih, salah satunya karena pertimbangan adanya Jalur Pantura atau rute pesisir pantai utara Jawa. "Banyak jalan datarnya dari Jakarta ke Bali melalui Pantura," katanya, Rabu, 7 Agustus 2019. Meski demikian, ia menyadari pula adanya beberapa rute perjalanan yang menanjak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjalanan itu memakan waktu mulai 6 sampai 17 Juni. Rute bersepeda yang ditempuh mereka mencapai 1.200 km melalui Subang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Solo, Ngawi, Mojokerto, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Gilimanuk, Denpasar.
Perjalanan bersepeda Jakarta-Bali adalah rute paling jauh yang pernah ditempuh Nirina. Ia masih minim pengalaman, maka saat hari pertama perjalanan bersepeda, Nirina menganggap sempat melakukan kesalahan.
"Kami lapar terus melihat nasi padang, dan makan sebanyak-banyaknya. Begitu selesai makan, kenyang, naik sepeda mau mengantuk," ujarnya. Saat itu, ia menyadari bahwa jumlah porsi makan nasi harus dikurangi.
"Berikutnya sudah mulai mengerti, semua learning by doing (belajar sambil melakukan) banget sih saat perjalanan itu," ucap Nirina.
Nirina dan Ernest merasakan sepeda bukan hanya olahraga namun juga menemukan kawan. Foto: @nirinazubir_
Menurut Nirina, tujuan dirinya bersepeda bersama Ernest untuk mengisi waktu luang bersama dari padatnya rutinitas. "Saat di Jakarta sibuk, semua terasa cepat, pikirannya hanya cepat sampai tujuan, cepat selesai. Tapi begitu bersepeda punya waktu mencium aroma di jalan, ada wangi tembakau, wangi bunga sedap malam, ada pasar ikan juga," tuturnya.
Ernest menceritakan saat bersepeda di setiap kota persinggahan, perjalanan selalu dimulai pagi, pukul 06.00. Selama perjalanan, kata Ernest, begitu banyak kesan yang ingin diceritakan kembali, maka mereka mengadakan pameran foto tersebut.
"Di setiap kota kami disambut dengan rombongan pesepeda setempat. Ternyata bersepeda bukan cuma sehat, tapi membuat banyak teman," kata Ernest.