Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Batu mengadakan lomba desain batik bertema Pesona Batik Kota Batu untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-20 Kota Batu pada 17 Oktober nanti sekaligus memeriahkan Hari Batik Nasional 2 Oktober. Lomba desain batik diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) setempat mulai 20 September sampai 7 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Pengembangan Usaha Menengah dan Industri Kecil Mikro (UM-IKM) Andry Yunanto mengatakan lomba desain batik dibuka untuk pelajar sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dan sederajat, serta masyarakat umum. Masa pendaftaran pada 20-25 September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat ini memasuki tahap pembuatan karya. Pengumpulan karya 4-5 Oktober dan pengumuman pemenang 7 Oktober. Untuk jumlah peserta yang mendaftar secara online, harus saya cek dulu biar datanya akurat,” kata Andry, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Pengerjaan karya lomba di kertas manila A3, dengan pewarnaan bebas unsur batik. Teknik desain boleh secara manual dan digital. Peserta lomba juga wajib mengumpulkan narasi filosofi batik yang diketik di kertas A4 dengan fon Times New Roman ukuran 23 spasi 1,5 halaman dengan panjang tulisan maksimal dua halaman.
Andry mengatakan lomba desain batik diharapkan bisa jadi barometer batik khas Kota Batu, sekaligus merangsang para pelajar makin mencintai kain batik khas kota sendiri.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq mengatakan lomba desain batik yang disertai agenda pameran batik itu nantinya jadi ajang promosi batik yang semakin mengukuhkan identitas Kota Batu sebagai salah satu kota wisata andalan terpopuler di Jawa Timur dan salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia. “Lomba desain batik yang diadakan Diskumdag tentu berpengaruh kepada peningkatan daya tarik bagi wisatawan, khususnya wisatawan pecinta batik,” kata dia.
Selain itu, sebagai produk ekonomi kreatif, lomba desain batik tersebut makin memperkaya keberagaman jenis layanan usaha pariwisata Kota Batu yang selama ini masih didominasi sektor wisata alam dan wisata buatan. Lomba desain batik bisa jadi ikon wisata berkelanjutan yang turut mendorong terciptanya lapangan kerja.
Kota Batu sekarang mempunyai 17 usaha batik yang melibatkan 151 karyawan. Batik Kota Batu umumnya bermotif wayang, bantengan, jumput, serta “Shining Batu” yang jadi merek dan logo pariwisata Kota Batu. Tapi motif bunga yang paling dominan, sesuai dengan kekhasan julukan Kota Batu sebagai kota bunga sejak era kolonial Hindia Belanda.
Untuk makin meneguhkan karakteristik batik Kota Batu, kata Arief, instansi yang dia pimpin bersama para pemangku kepentingan terkait juga sedang mengembangkan beberapa kampung batik tematik seperti batik jumput di Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, serta batik batu di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.