Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pilot Ingatkan Risiko Naik Pesawat saat Sedang Flu

Seorang pilot mengingatkan penumpang termasuk rekan kerja agar mengutamakan kesehatan saat bepergian dengan pesawat

11 Februari 2025 | 09.05 WIB

Ilustrasi penumpang pesawat (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi penumpang pesawat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi yang ingin bepergian dengan pesawat, sebaiknya benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan. Meskipun hanya flu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih besar. Tidak hanya dapat menyebarkan virus kepada penumpang lainnya, tapi juga dapat menyebabkan masalah serius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam unggahan di TikTok-nya, Jaimes Garcia pilot di maskapai penerbangan Kolombia Avianca, menyoroti bahaya kesehatan telinga penderita flu saat naik pesawat. Dia menjelaskan tekanan udara di kabin berisiko merusak telinga, terutama jika sedang mengalami flu. Saluran Eustachius, yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan tekanan antara telinga tengah dan dunia luar, dapat meradang saat mengalami hidung tersumbat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri telinga yang hebat dan pada akhirnya menyebabkan barotrauma. "Hal ini menyebabkan barotrauma, dan jika sangat parah dan Anda mengalami hidung tersumbat, gendang telinga Anda bahkan bisa pecah. Ini sangat serius," ujanrya dalam video yang ditonton lebih dari 800 ribu kali.

Dilansir dari Express, barotrauma telinga merupakan kondisi ketika gendang telinga tertekan akibat tekanan yang tidak seimbang antara telinga tengah dengan lingkungan luar, umumnya dialami selama perjalanan udara atau menyelam. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai risiko, dari ketidaknyamanan ringan hingga komplikasi yang lebih serius jika tidak diobati.

Gejala paling ringan barotrauma telinga berupa rasa penuh, tidak nyaman, atau nyeri pada telinga yang terkena. Selain itu, ketidakseimbangan tekanan dapat menghambat pergerakan gendang telinga dan struktur telinga tengah, yang mengakibatkan pendengaran menjadi terganggu atau berkurang. Dalam kasus ekstrem, gendang telinga dapat pecah, gejalanya meliputi nyeri tajam, kehilangan pendengaran secara tiba-tiba, tinitus (telinga berdenging), atau keluarnya cairan dari telinga.

Tidak hanya penumpang flu yang bepergian dengan pesawat, pilot juga menghadapi risiko yang lebih besar. "Seorang penumpang yang flu mungkin akan mengalami ketidaknyamanan yang signifikan, namun kami, pilot yang melakukan hingga lima atau enam perjalanan setiap hari, menghadapi risiko lebih besar jika kami tidak dalam kondisi optimal," ujarnya. 

Jaimes pun menyarankan kepada sesama rekan kerja untuk mengutamakan kesehatan. Seperti yang dilakukannya baru-baru ini, mengambil waktu istirahat karena sedang flu. 

Menurut Heathline, kasus yang sering terjadi dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti mimisan dan gangguan pendengaran sedang hingga parah. Selain penderita flu, orang yang memiliki alergi atau infeksi aktif mungkin lebih mungkin mengalami barotrauma telinga. Sebagian besar kasus barotrauma 'sembuh tanpa intervensi medis.

Namun untuk mengatasi efek perubahan tekanan udara dapat dilakukan dengan menguap, mengunyah permen karet, melakukan latihan pernapasan, dan mengonsumsi dekongestan. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin perlu meresepkan steroid atau antibiotik, sedangkan telinga yang pecah mungkin memerlukan pembedahan. 

EXPRESS | DAILY MAIL

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus