Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cara Pemerintah Lampung Pulihkan Wisata Usai Tsunami Selat Sunda

Tsunami Selat Sunda menelan korban jiwa, harta benda, sekaligus berdampak pada sejumlah destinasi wisata di Lampung.

12 Januari 2019 | 12.01 WIB

Warga membakar puing bangunan yang rusak akibat gelombang tsunami di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu,2 Januari 2019. Presiden menginstruksikan relokasi dan rekonstruksi permukiman rumah warga pesisir di Lampung serta melakukan pemetaan ulang permukiman dalam jangka waktu tiga bulan. ANTARA
Perbesar
Warga membakar puing bangunan yang rusak akibat gelombang tsunami di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu,2 Januari 2019. Presiden menginstruksikan relokasi dan rekonstruksi permukiman rumah warga pesisir di Lampung serta melakukan pemetaan ulang permukiman dalam jangka waktu tiga bulan. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Serang, Banten - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo dalam memulihkan sektor pariwisata di kawasan pesisir Selat Sunda pasca-bencana tsunami pada 22 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Pakai strategi BAS atau Branding, Advertising, dan Selling," kata Menteri Arief Yahya di acara rapat koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Pasca-Tsunami Selat Sunda di Marbella Convention Hotel Anyer, Serang, Banten, Jumat 11 Januari 2019.

Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengatakan tsunami Selat Sunda menelan korban jiwa, harta benda, sekaligus berdampak pada sejumlah destinasi wisata di Lampung. Bagi penduduk yang menjadi korban tsunami, pemerintah melakukan evakuasi dan rehabilitasi dua pekan setelah musibah tersebut.

Untuk memulihkan denyut pariwisata di sana, Ridho melakukan Branding #ExcitingBanten #TheTreasureOfSUmatra, Advertising di seluruh platform media sampai merchandise. Mengenai strategi Selling, Ridho menggelar event pariwisata, famtrip, dan roadshow.

Kampanye Pariwisata Lampung juga diviralkan di media sosial melalui hashtag #LampungItuKerreen dan mengadakan Lampung Great Sale. Caranya, menerapkan penawaran paket wisata hot deals bekerja sama dengan hotel, restoran, agen travel, dan maskapai penerbangan untuk memberikan harga terbaik dengan tidak menurunkan kualitas pelayanan.

"Kami juga melakukan aksi bersih-bersih pantai, berkolaborasi dengan stakeholder pariwisata, media, dan travel blogger guna membentuk citra pariwisata Lampung yang nyaman untuk berwisata," ujar Ridho. Ada pula recovery amenitas berupa bantuan pembiayaan dari pemerintah untuk destinasi wisata yang terkena dampak tsunami.

Sejauh ini, tercatat kebutuhan dukungan recovery amenitas destinasi wisata di Lampung Selatan sebesar Rp 7,95 miliar, kebutuhan kapal wisata/nelayan, PLTS di Legundi, pesawaran Rp 11,25 miliar, kebutuhan kapal wisata/nelayan, bantuan recovery homestay, dan dermaga jeti di Kiluan sebesar Rp 4 miliar. "Penyediaan amenitas pariwisata pada Februari dan April 2019 melalui APBD Provinsi Lampung," tutur Ridho.

Langkah berikutnya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung, menurut Ridho, adalah promosi destinasi wisata selain pantai dan laut. Di Lampung, dia menjelaskan, ada pula wisata pegunungan di Taman Hutan Raya, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, wisata man made, seperti lembah hijau serta wisata budaya dan kerajinan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus