Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Dikira Bakal Tenggelam, Pulau-pulau di Maladewa Malah Tambah Luas

Gelombang dan arus biasanya mengikis pantai dan menyebabkan luas daratan berkurang. Tapi di Maladewa berbeda.

17 Juli 2024 | 16.48 WIB

Pulau Male di Republik Maladewa merupakan salah satu pulau yang terpadat. Dalam pulau kecil ini terdapat 133.000 warga yang tinggal di pulau yang juga dikenal sebagai tempat berbulan madu. dailymail.co.uk
Perbesar
Pulau Male di Republik Maladewa merupakan salah satu pulau yang terpadat. Dalam pulau kecil ini terdapat 133.000 warga yang tinggal di pulau yang juga dikenal sebagai tempat berbulan madu. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.000 pulau tropis dataran rendah di Maladewa dianggap akan segera punah. Kepunahan ini seiring dengan semakin panasnya suhu bumi yang menyebabkan lapisan es akan mencair dan permukaan air laut akan naik. Namun, di luar dugaan, pulau-pulau yang diprediksi bakal punah karena perubahan iklim itu justru mengalami penambahan ukuran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Para ilmuwan penasaran akan penyebabnya. Baru-baru ini, sejumlah peneliti berkumpul di sebuah pulau di Maladewa selama berminggu-minggu untuk mencari tahu dengan instrumen, sensor, dan kamera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Paul Kench, yang ikut memimpin penelitian ini, berkata bahwa fakta ini memberi harapan untuk masa depan. Pulau-pulau seperti seperti Himandhoo, Hulhumale, dan Rakeedhoo yang stabil membantu melestarikan ekosistem dan budaya yang hidup di dalamnya. Hal ini juga mencegah potensi masuknya pengungsi karena perubahan iklim ke kota-kota yang sudah penuh sesak.

Dampak dari Gelombang dan Arus

Bagaimana pulau-pulau ini bisa bisa bertahan bahkan ukurannya bertambah? Rahasianya terletak pada kekuatan gelombang dan arus. Gelombang dan arus biasanya mengikis pantai dan menyebabkan luas daratan berkurang. Tapi di Maladewa berbeda. 

Ketika permukaan laut naik, gelombang membawa lebih banyak pasir dan sedimen ke pantai, mengisi kembali daratan yang terkikis. Meskipun bentuk dan posisi pulau-pulau tersebut mungkin telah berubah, ukurannya tidak berkurang.

Temuan ini memberi ketenangan bagi negara atol ini. Mereka bisa menjaga garis pantai, merencanakan ketahanan masyarakat, dan memulihkan pantai secara strategis, baik manusia maupun alam dapat berkembang.

“Bagi saya, itulah tantangannya,” kata Kench. “Bagaimana Anda bisa hidup berdampingan dengan perubahan yang akan datang?”

Di tengah tantangan pemanasan global yang terus berlanjut, yang menyebabkan naiknya permukaan air laut dan mencairnya lapisan es, pulau-pulau ini tetap bertahan. Ini artinya, wisatawan masih bisa menikmati daya tarik pulau-pulau di Maladewa dengan pohon kelapa yang bergoyang, pantai yang masih alami, dan sinar matahari yang melimpah. 

NEW YORK TIMES | TIMES OF INDIA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus