Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menjulang tinggi, 3.019 meter diatas permukaan laut, Gunung Pangrango memiliki puncak tertinggi kedua di tanah Pasundan—Jawa Barat.
Banyak peristiwa yang terkait dengan sosok aktivis dan pecinta alam, Soe Hok Gie, dengan gunung ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Lembah Mandalawangi, kala itu 17 Desember 1975 ditaburkan abu sisa jasadnya. Gunung Pangrangon memiliki tempat yang special bagi Soe Hok Gie. Bahkan ia pernah menulis puisi yang berjudul Mandalangi-Pangrango, yang sebagian bunyinya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi. Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada. Hutanmu adalah misteri segala. Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta,"
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Telah ditetapkan statusnya sebagai taman nasional sejak 6 Maret 1980.
Menilik sejarahnya dari laman gedepangarong.org, awalnya wilayah ini ditetapkan sebagai contoh flora pegunungan Pulau Jawa dan merupakan cagar alam dengan luas sekitar 240 hektar. Ini berdasarkan Besluit van den Gouverneur van Nederlands Indie No. 50 pada 17 Mei, tahun 1889.
Perkembangan hingga kini membawa kawasan Pangrango ini bertambah luas. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.3683/Menhut-VII/KUH/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan TNGGP menjadi seluas 24.270,80 Ha.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga : Misteri Makam 10 Tentara Nazi di Kaki Gunung Pangrango Bogor