Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta dalam perhelatan Festival Teras Malioboro memecahkan rekor MURI dan rekor dunia. Gunungan setinggi 11 meter itu dibuat dengan melibatkan lebih dari 3.000 UMKM dan pedagang di kawasan Malioboro. Warga dan wisatawan berebut isi gunungan tersebut dalam suasana penuh kemeriahan pada Selasa, 5 Maret 2024. Teras Malioboro digelar dari 1 Februari hingga 7 Maret 2024 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunungan oleh-oleh tersebut tercatat sebagai yang terbesar serta tertinggi yang pernah ada serta melibatkan UMKM terbanyak. Isinya adalah beragam produk kuliner, kerajinan tangan, dan fashion produksi Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perwakilan MURI, Sri Widayati menyerahkan piagam tersebut pada Pemerintah DI Yogyakarta yang menginisiasi event memperingati HUT ke-2 Teras Malioboro.
"Event ini kami gelar karena para pelaku usaha di Teras Malioboro selama dua tahun terakhir telah berupa menjadikannya sebagai ikon baru dan pusat ekonomi kreatif di Yogyakarta," kata Beny Suharsono, Sekretaris Daerah DI Yogyakarta.
Teras Malioboro, kata dia, telah menjadi rumah bagi para pedagang yang dulu berjualan di sepanjang trotoar jalan legendaris Malioboro. Transformasi area jualan pedagang dari trotoar ke Teras Malioboro ini bukan sekadar perubahan fisik. Namun seperti evolusi ruang kreatif yang menyediakan peluang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan penataan yang lebih baik.
"Jadi festival ini sebegai apresiasi kepada pelaku UMKM terutama di Teras Malioboro, yang mampu menunjukkan perkembangannya pada aspek SDM, pemasaran dan legalitasnya dalam upaya naik kelas,” kata Beny.
Teras Malioboro sendiri diproyeksikan menjadi pusat ekonomi kreatif yang kuat dan inklusif di Yogya.
Tema yang diusung pada festival tahun ini, yaitu Neng, Ning, Nung, Nang, mengingatkan masyarakat pada empat tahapan filosofis dalam perjalanan hidup manusia Jawa menuju kemenangan dan keberhasilan. Tema ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, selaku stakeholder di Teras Malioboro, untuk menuju keberhasilan.
Pada momentum itu, Beny mengatakan bahwa Pemda DIY juga mulai melaksanakan program Renovasi Rumah Layak Huni tenant Teras Malioboro. Ini merupakan bentuk kepedulian kepada tenant agar memiliki rumah yang memenuhi standar minimal rumah layak huni.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan, festival ini sepenuhnya didanai oleh Dana Keistimewaan DIY. Acara digelar 1 Februari hingga 7 Maret 2024 ini bertujuan merefleksi skema penataan sumbu filosofi yang terpadu, berkelanjutan dan humanis.
“Kami ingin antar tenant, pelaku usaha hingga antar instansi maupun antar wilayah memperkuat modal sosial di Teras Malioboro," kata dia.
Para tenant di Teras Malioboro, menurut Siwi, juga mulai diarahkan untuk melek teknologi digital. Saat ini, Pemda DIY mendorong digitalisasi sistem perbankan pada metode pembayaran secara mobile.
Teras Malioboro Yogyakarta saat ini menurut Siwi mewadahi 888 tenant yang terdiri dari fashion, craft dan kuliner. Terdapat 267 tenant fashion, 256 kuliner dan 365 tenant craft. Mereka terus menjaga komitmen untuk bisa benar-benar berjalan bersama, dengan tujuan kesejahteraan ekonomi. Untuk mewadahi pemasaran yang lebih luas, dilaunching pula aplikasi Teras Mobile dalam rangka mempermudah pelayanan.
PRIBADI WICAKSONO