Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Jalan Merayap di Punggung Everest (1)

Mendaki Everest diperlukan stamina dan mental yang tangguh, dan tentu bekal yang cukup. Inilah pendakian paling mahal sekaligus paling menantang.

2 Desember 2019 | 10.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana toko oleh-oleh di Thamel, Nepal. (Foto: Dokumentasi Tim WISSEMU)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Nepal - Segalanya dimulai dari kawasan paling riuh dan genit di Kathmandu, Thamel.  Begitu mendarat di Kathmandu (1317m), kami akan mampir semalam atau dua malam di Thamel. Everest Base Camp (EBC) harus dicapai dengan penerbangan domestik dari Kathmandu ke Lukla.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penerbangan Kathmandu Lukla adalah penerbangan yang supersibuk, oleh karenanya Anda biasanya disarankan untuk menginap dulu di Kathmandu barang semalam dua malam. Sambil menunggu penerbangan, Anda bisa menikmati kota Kathmandu dan berbelanja perlengkapan trekking di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jadi, kalau belum sempat memiliki perlengkapan memadai dari rumah, Anda bisa membeli semua jenis perlengkapan trekking di toko-toko yang berhamburan di Thamel: mulai dari versi KW hingga versi pabrikan asli. Thamel adalah kawasan turis, dan sebagaimana kawasan turis pada umumnya: yang halal dan yang haram ada di Thamel.

Wisatawan atau pendaki bisa bersantai menikmati kopi di sudut-sudut tenang tersembunyi di Thamel, tapi Anda juga kerap menjumpai orang-orang yang  setengah sembunyi-sembunyi menawarkan mulai dari pijat, spa, hingga ganja di jalan-jalan Thamel yang sempit. Thamel adalah kawasan chaos sekaligus lancar.

Untuk ke EBC para pendaki harus terbang dari Kathamndu ke Lukla. Penerbangan ke Lukla dapat ditempuh dari dua bandara: Tribhuvan di Kathmandu atau dari bandara Manthali. Salah satu hambatan trekking di wilayah Everest Range adalah cuaca yang tidak pasti, yang membuat jadwal penerbangan sering terganggu.

Tidak jarang, para penumpang harus menunggu berjam-jam atau bahkan berhari hari karena penundaan penerbangan akibat cuaca yang tidak pasti. Jangan berharap bisa berdebat dan protes soal jadwal ke pihak maskapai, mereka akan menjawab dengan santai: “Emang kamu bisa ngatur cuaca.”

Di masa-masa musim trekking, banyak para pelancong bergeletakan di lantai menunggu pesawat. Hidup di Nepal sangat ditentukan oleh cuaca. Saat di Nepal, siapapun, harus menerima apapun kata cuaca, mati-hidup Anda ditentukan oleh cuaca. Karena kepadatan Lukla, Nepal membuka satu lagi bandara kecil Manthali, yang berada sekitar 5 jam perjalanan dengan jip dari Kathmandu.

Penerbangan dari Manthali jauh lebih pasti ketimbang Lukla. Saat ini banyak juga pelancong, trekker, pendaki dari mancanegara terbang dari Manthali.

Setiap pendakian ke Gunung Everest dimulai dari Kota Thamel. Foto: Robertus Robet

Lukla dan Namche Bazar

Bandara Lukla adalah bandara kecil dan dinobatkan sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Ia dibatasi oleh jurang dan tebing yang mengharuskan pilot hanya punya satu kali kesempatan pendaratan yang tidak boleh gagal.

Bandara ini dibangun tahun 1964 oleh Edmund Hillary yang memuncaki Everst pertama kali bersama Tenzing Norgay. Sampai tahun 2001 landasan bandara ini masih berupa tanah yang dipadatkan. Sejak tahun 2008, bandara Lukla dinamai sebagai Tenzing-Hillary Airport. Ia berada di ketinggian 2.840 m. Penerbangan ke Lukla ditempuh dengan pesawat kecil berbaling-baling dalam waktu 25 sampai 45 menit.

Sesampai di Lukla, wisatawan mendapati kota yang ditandai oleh satu jalan utama selebar 2,5 meter sepanjang 500 meter. Di tiap sisinya toko-toko berderet menyediakan aneka merek KW alat perlengkapan trekking, kafe yang menyediakan kopi enak serta warung-warung makan lokal. Kalau memelukan uang tunai, di Lukla terdapat satu ATM.  

Di Lukla wisatawan atau para pendaki tidak akan menemukan kendaraan apapun, semua ditempuh dengan jalan kaki, keledai dan kuda. Kalau berangkat dari Manthali yang mengharuskan tubuh terbanting-banting di jip selama 5 jam, maka Anda boleh beristirahat semalam di Lukla, sebelum memulai perjalanan menyusuri gunung-gunung menuju EBC. Perjalanan Lukla ke EBC sekitar 100-110 km, dengan elevasi sekitar 2.470 m yakni dari ketinggian 2.840 m ke ketinggian 5.310 m.

Jangan membayangkan naik gunung di Nepal dengan naik gunung di Indonesia. Misalnya, untuk ke puncak Gunung Gede (2.950m) dari camp Gunung Putri, para pendaki akan menempuh ketinggian sekitar 1.500m, karena tinggi base camp Gunung Putri berada di ketinggian 1.450m. Dari base camp hingga puncak bisa ditempuh dengan tempo 5-6 jam karena jarak tempuh yang relatif pendek yakni 6 km saja.

Di Nepal, Anda butuh waktu lama untuk mencapai ketinggian,  karena jarak tempuh jauh lebih panjang: untuk mencapai satu puncak gunung para pendaki harus melewati puncak-puncak lain dengan jalur yang naik turun. Nepal adalah negara yang 88 persen terdiri dari gunung.

EBC adalah jalur paling ramai, tiap tahun puluhan ribu orang menempuh jalur ini. Jadi anda tidak perlu khawatir, semua fasilitas hidup sederhana tersedia di jalur ini: teahouse dengan makanan lokal dal bhat dan menu barat plus mie instan korea, internet, kafe, dan tempat tinggal. Lukla menyediakan pelbagai ‘tea house’ atau lodging , yakni penginapan sederhana khas Nepal yang tersedia di kota-kota mungil sepanjang perjalanan.

Tea house merupakan bangunan dengan dinding batu, kamar di sekat oleh papan atau multipleks. Ruang makannya sekaligus berfungsi ruang tamu dan menjadi pusat berkumpul para tamu maupun pemilik dan keluarganya, yang meriung mengitari perapian kayu. Ruang makan adalah satu-satunya ruangan yang hangat di tea house

Setiap kamar biasanya menyediakan dua ranjang sederhana yang dilengkapi Kasur busa dan selimut setebal sepuluh 10cm, kalau anda beruntung anda bisa mendapatkan tea house dengan toilet di dalam kamar. 

Dari Pakdhing perjalanan dilanjutkan ke kota yang paling menarik di kawasan Khumbu, yakni Namche Bazar (3.400m). Robertus Robet

Dari Lukla, perjalanan dimulai menuju tempat bernama Pakdhing. Pakdhing berada di ketinggian 2.610 m, lebih rendah dari Lukla, sekitar 3-4 jam saja dari Lukla. Menuju Pakdhing anda akan melewati desa  Choplung (2.660m), ujung desa ini adalah sebuah jembatan kawat baja khas Nepal yang merentang panjang di atas sungai Dudh Kosi dengan latar belakang gunung-gunung kawasan Khumbu. Setelah Choplung anda akan melewati desa kecil bernama  Ghat, dari Ghat setelah turun sekitar 2 jam anda akan tiba di Pakdhing.

Dari Pakdhing perjalanan dilanjutkan ke kota yang paling menarik di kawasan Khumbu yakni Namche Bazaar (3.400m). Namche Bazaara dalah gerbangnya Everest. Di sinilah semua trekker, pendaki dan pelancong Everest transit.  ROBERTUS ROBET

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus