Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun akan memilih pakaian yang nyaman untuk di perjalanan, salah satunya adalah mengenakan sandal jepit di pesawat. Tapi, ternyata memakai sandal jepit dilarang dalam penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pramugari mengungkapkan alasan mengapa penumpang sebaiknya tidak memakai sandal jepit ke bandara. Andrea Fischbach, yang bekerja sebagai pramugari American Airlines, menjelaskan sandal jepit, sepatu dan sandal tanpa tali belakang, dan sepatu hak tinggi harus dihindari. Menurut dia, alas kaki ini menimbulkan bahaya dalam penerbangan, apalagi jika penumpang diharuskan segera melakukan evakuasi di pesawat.
Tidak Praktis
Meskipun para pramugari mengenakan sepatu hak tinggi, Fischbach mengungkapkan bahwa sepatu tersebut tidak praktis dan sering kali mereka melepasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sepatu hak tinggi mungkin dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada pintu keluar darurat atau melukai orang lain jika sepatu tersebut terlempar entah bagaimana caranya. Saya sangat menyarankan untuk tidak memakai sepatu hak tinggi, sandal jepit, atau sepatu slip apa pun, sebagian besar demi tujuan keselamatan," kata dia kepada What To Wear.
Jika ada evakuasi dan diperlukan perosotan, sepatu hak tinggi harus dilepas, karena dapat melubangi perosotan.
"Siapa yang tahu di mana dan dalam kondisi apa kamu akan mendarat. Ditambah lagi, mereka tidak terlalu praktis untuk berlari dari gerbang ke gerbang," kata dia.
Pramugari, yang mengenakan sepatu hak tinggi saat bertugas, mengaku sering kali melepaskannya dan menggantinya dengan flatshoes setelah lepas landas.
"Sandal jepit dan sepatu tanpa tali belakang juga bisa membuat sepatu mudah dilepas, dan kaki lebih cenderung membeku, terutama selama penerbangan panjang," kata dia.
Tidak Sehat
Lebih lanjut, ia menambahkan, sepatu yang terbuka bisa jadi tidak sehat, terutama ketika harus ke toilet. Saat pergi ke toilet di tengah penerbangan, Fischbach menyarankan agar mengenakan sepatu tertutup. Sebab, air di kamar mandi yang jatuh ke lantai bisa jadi dipenuhi kuman dan kaki mudah terkena.
Pramugari juga mencantumkan barang-barang lain yang tidak boleh dikenakan saat terbang demi kenyamanan, kepraktisan, dan keamanan. Barang ini termasuk hanya mengenakan bra olahraga dan legging karena pesawat dapat menjadi dingin dan menimbulkan bahaya kebakaran (karena legging mudah terbakar), serta segala sesuatu yang membatasi gerak.
Mengenakan pakaian ketat dapat menyebabkan ketidaknyamanan di pesawat, pembengkakan di perut, atau trombosis vena dalam (DVT), yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah, biasanya di kaki.
Pilihan Editor: Thailand Bakal Tutup Duty-Free di Bandara, Ada Apa?