Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kaki Langit Yogyakarta Curhat ke Sandiaga Uno: Ingin Buka Seperti Tetangga

Warga Desa Wisata Kaki Langit, Bantul, Yogyakarta, berharap Menteri Pariwisata Sandiaga Uno membantu agar tempat itu segera buka.

13 Oktober 2021 | 18.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dok. Pokdarwis Kaki Langit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Saat berwisata ke Hutan Pinus Mangunan di kawasan Dlingo Kabupaten Bantul Yogyakarta, wisatawan pasti akan melewati sebuah tempat bernama Kaki Langit. Kaki Langit menjadi surga homestay dan kuliner tradisional yang menguatkan daya tarik destinasi wisata lain di sekitarnya, seperti Hutan Pinus Mangunan, Seribu Batu, dan Pinus Pengger.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga saat ini, pemerintah belum mengizinkan homestay dan aktivitas kuliner di Kaki Langit. Padahal jaraknya hanya 10 menit perjalanan dari destinasi wisata Hutan Pinus Mangunan, Seribu Batu, dan Pinus Pengger yang sudah beroperasi. Ketua Koperasi Notowono, Mangunan, koperasi yang mengelola Kaki Langit, Purwo Harsono menyampaikan semua unek-unek soal belum bukanya Kaki Langit ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berkunjung pada Ahad, 10 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika pemerintah sudah membuka destinasi wisata Hutan Pinus Mangunan, Seribu Batu, dan Pinus Pengger, Purwo Harsono yang biasa disapa Ipung. ini mengatakan, wisatawan bolak-balik menelepon untuk memesan homestay di Kaki Langit. "Tapi apa daya, kami belum boleh menerima tamu. Terpaksa kami tolak semua," kata Ipung menceritakan kembali curhatnya kepada pada Sandiaga, pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Kaki Langit memiliki daya tarik wisata karena desa ini memiliki sekitar 25 homestay dengan total 64 kamar. Setiap homestay berbentuk limasan dan joglo, sehingga dapat digunakan oleh wisatawan rombongan keluarga, mahasiswa, hingga perusahaan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dok. Pokdarwis Kaki Langit

Tak hanya akomodasi yang nyaman dekat hutan pinus, ada pula kegiatan outbond dan sederet makanan tradisional yang dikemas oleh penduduk setempat. Wisatawan juga bisa mengikuti kegiatan gejog lesung atau memainkan alat penumbuk padi dan aktivitas khas penduduk desa di kaki bukit.

Salah satu yang melegakan dari pertemuan dengan Sandiaga Uno, menurut Ipung, kementerian akan mengusulkan Kaki Langit untuk melakukan uji coba pembukaan dengan aplikasi PeduliLindungi. "Kami masih menunggu jadwal uji coba aplikasi dari Kementerian Kesehatan," katanya. "Semoga segera beroperasi karena di sinilah roda perekonomian masyarakat."

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turut bermain alat musik bersama kelompok Gejog Lesung Desa Wisata Kaki Langit. Ketika baru sampai, Sandiaga spontan naik ke atas panggung dan mengambil stik gendang yang sedang ditabuh kemudian ikut memainkan alat musik itu mengikuti irama.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dok. Pokdarwis Kaki Langit

Seusai menabuh gendang, Sandiaga Uno mencoba memukul alu yang ditabuhkan oleh empat perempuan. Sandiaga mengaku sangat prihatin dengan kondisi masyarakat di Kaki Langit. "Kami akan coba membuka kembali Desa Wisata Kaki Langit dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin dan ketat, sehingga masyarakat bisa kembali menjalankan usaha di sini. Tetapi akan bertahap dan mudah-mudahan bisa membantu," ujar Sandiaga.

Seorang pengelola homestay di Kaki Langit, Sumijan mengatakan, sama sekali tidak punya pemasukan selama PPKM. "Kami hanya berusaha mencari sampingan, renovasi supaya memenuhi standar kesehatan, dan membenahi desa wisata ini supaya lebih menarik," katanya.

Ketua Paguyuban Gejog Lesung Kaki Langit, Supimarni berkata kepada Sandiaga Uno, selama pandemi, kelompoknya belum pernah mementaskan apapun. "Selama dua tahun ini, kami tidak punya penghasilan. Semoga Pak Sandiaga bisa membantu agar desa wisata ini segera buka kembali," ucapnya.

Baca juga:
Ramai Wisatawan di Malioboro, Yogyakarta, tapi Bisnis Asita Masih Lesu

Rini Kustiani

Rini Kustiani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus