Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sabang - Setelah berhenti di titik persinggahan di Sabang, KRI Dewaruci pada Rabu, 26 Juni 2024 bertolak menuju tujuan berikutnya yakni Malaka di Malaysia. KRI Dewaruci yang dikomandani oleh Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Rhony Lutviadani akan melanjutkan pelayaran membawa anggota Laskar Rempah Batch 2 Kayumanis menyusuri jalur rempah di masa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upacara pelepasan KRI Dewaruci berlangsung di Dermaga CT1 BPKS Sabang. Pelepasan dilaksanakan oleh Aris Darmansyah, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Pj. Wali Kota Sabang Reza Pahlevi dan sejumlah pejabat Kota Sabang dan TNI Angkatan Laut di Sabang.
Mengembalikan Kejayaan Jalur Rempah Nusantara
Saat melepas Laskar Rempah, Aris mengatakan pelayaran Jalur Rempah merupakan upaya untuk mengembalikan kejayaan rempah di tanah Nusantara. Jalur Rempah mencakup lintasan berbagai jalur budaya wilayah Asia hingga Eropa menembus benua Amerika, Indonesia termasuk di dalamnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pj. Wali Kota Sabang Reza Pahlevi dan Plt. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Aris Darmansyah secara simbolis melepas pelayaran KRI Dewaruci untuk Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 dari Sabang menuju Malaka pada Rabu (26/6). TEMPO/Dian Yuliastuti
“Kita sebagai Bangsa Indonesia yang telah mengalami kejayaan jalur rempah masa lalu, tentu ingin membangkitkan kejayaan tersebut. Dengan kejayaan ini memajukan Indonesia sejajar dengan bangsa lain, minimal ranking kelima dunia,” ujarnya.
Mengusung utama “Jalur Rempah dan Konektivitas Kebudayaan Melayu” bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut RI, misi budaya ini akan singgah di Kota Malaka, Malaysia, pada 30 Juni-3 Juli 2024.
Kekayaan Negeri Maritim
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid dalam siaran persnya mengatakan Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) menjadi wahana untuk mengaktifkan kembali Jalur Rempah, menghubungkan titik perdagangan rempah, dan mempererat konektivitas budaya antarwilayah, terutama Indonesia dan Malaysia.
Hilmar mengatakan, program pelayaran Jalur Rempah ini menjadi refleksi besar pada kekayaan sejarah Indonesia sebagai negeri maritim. Kekayaan rempah-rempah Nusantara, ternyata mampu mempersatukan peradaban berbagai bangsa di dunia.
“Misi Muhibah Budaya Jalur Rempah ini juga melibatkan banyak peserta dari berbagai provinsi di Indonesia yang nantinya membangun interaksi budaya dengan masyarakat di tempat-tempat yang disinggahi,” ujar Hilmar.
Festival Jalur Rempah di Malaka
Misi pelayaran Jalur Rempah ini ditujukan untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya dengan melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan melalui berbagai aktivitas. Selama di Melaka, Malaysia, Laskar Rempah akan mengikuti serangkaian acara berupa festival berbasis rempah dan budaya bahari, seminar serta lokakarya.
Festival Jalur Rempah ini akan digelar di depan Muzium Rakyat, Malaka, pada 30 Juni-3 Juli 2024. Adapun seminar Muhibah Budaya Jalur Rempah akan dilangsungkan di aula Muzium Rakyat pada 30 Juni 2024. Sejumlah pakar dari Indonesia dan Malaysia akan tampil menjadi pembicara kunci dalam seminar yang membahas tentang konektivitas dan kerja sama budaya kedua negara lewat Jalur Rempah. Selain itu, KRI Dewaruci juga akan dibuka untuk kunjungan publik selama bersandar di Pelabuhan Tanjung Bruas, Malaka.
DIAN YULIASTUTI