Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Turki – Emre melamar kekasihnya, Mine Nur, di salah satu gerbong kereta Eastern Express yang membawa mereka dalam perjalanan ribuan kilometer. Lamaran di dalam kereta tersebut, menurut Emre, menjadi titik awal yang baik untuk memulai perjalanan hidup mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami gemar traveling, maka ini sangat cocok untuk kami. Ini juga menjadi semacam cuplikan dari perjalanan panjang hidup kami,” kata Emre, yang sudah menjalani hubungan selama dua tahun. Mine menerima lamarannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa tahun lalu, menjatuhkan pilihan pada kereta untuk perjalanan 1.365 kilometer – daripada perjalanan dengan pesawat yang hanya memakan waktu satu jam - akan dikira sebuah kegilaan, walaupun harga tiket kereta sangat murah yaitu 45lira atau US$11.
Perubahan terjadi ketika sebuah grup turis Turki melakukan perjalanan tanpa mempedulikan kecepatan. Mereka memesan gerbong tidur di kereta. Secara naluriah, mereka mengunggah pengalaman mereka di media sosial.
Sejak saat itu, perjalanan menggunakan kereta menjadi ajang untuk kesenangan, petualangan, sosialisasi, dan mencari pengalaman baru.
Penumpang bernyanyi bersama di atas kereta Eastern Express saat mengikuti perjalanan dari Ankara ke Kars, Turki bagian timur, 6 Februari 2018. REUTERS/Umit Bektas
“Tentu saja tren ini menangkap perhatian kami di Instagram, beberapa unggahan mendorong kami untuk langsung jalan,” kata Nurcan Guner, yang sudah melakukan perjalanan dengan kereta bersama teman baiknya. Mereka mengenakan piyama dan kaus kaki yang dibeli khusus untuk perjalanan kereta ini.
Sekarang ini tiket kereta selalu terjual habis sehari setelah dipublikasikan, walaupun jumlah gerbong sudah ditambah dari lima menjadi sebelas gerbong. Hal yang tidak berubah adalah kenyamanan laju kereta melalui pedalaman timur Turki.
Kereta Easter Express berangkat dari ibukota Ankara setiap hari dari Kars, dekat perbatasan Armenia. Kereta melalui beberapa provinsi Anatolia seperti Kayseri, Sivas, Erzincan dan Erzurum lalu mencapai destinasinya hingga 24,5 jam kemudian.
Dalam perjalanannya, kereta ini melewati persawahan, bukit, dan hutan menyeberangi sungai hasil lelehan salju di bawah teriknya matahari musim semi dan melewati celah buatan gunung melalui terowongan gelap.
Pada tahun 2017, sudah 300 ribu orang melakukan perjalanan. Ada kenaikan 40 persen dari tahun sebelumnya. Eastern Express memiliki fasilitas gerbong dengan kursi dan sofa tidur, toilet, kulkas kecil, dan meja.
Terlepas dari penduduk lokal yang mengejar murahnya tiket untuk perjalanan jarak pendek antar stasiun, sebagian penumpang kini berasal dari berbagai penjuru Turki untuk melakukan perjalanan Ankara-Kars.
Seiring bertambah pesatnya referensi di media sosial, berbagai ritual must-do muncul di kalangan traveler.
Sekarang terdapat ritual untuk mengambil foto dengan memegang petunjuk dalam gerbong yang menunjukkan rute, mendekorasi kompartemen dengan lampu Natal, lilin dan balon, mengadakan pesta dalam kompartemen kapasitas empat orang, mengambil foto bersama dengan berdansa dari kereta di beberapa perhentian stasiun.
Burcu Yilmas, teknisi berumur 37 tahun, memutuskan untuk melakukan perjalanan setelah dia melihat beberapa gambar di media sosial. Dia sempat mengalami kendala saat memesan tiket, namun berhasil menikmati perjalanan kereta bersama ketiga temannya.
“Sebuah perjalanan nostalgia,” katanya. “Itu merupakan sebuah kesempatan untuk bertemu orang baru, untuk membuat pesta di kompartemen. Kamu tidak akan bisa melakukan hal serupa ketika melakukan perjalanan cara lain.”
Busra Korkmaz (kiri), Ozlem Ozderya (kanan), dan Berfin Abadan (kanan atas), berbincang di dalam kamar saat menumpangi Kereta Eastern Express dalam perjalanan dari Ankara ke Kars, Turki, 9 April 2018. REUTERS/Umit Bektas
Namun tidak semua orang dapat melakukan perjalanan impian mereka. Sinan, seorang mahasiswa, yang sudah mendekorasi gerbong dengan lilin dan lampu hias berwarna pelangi untuk pacarnya, duduk sendirian di kamarnya.
“Kami sudah merencanakan beberapa bulan lalu. Namun keluarga pacar saya tidak memberinya izin,” katanya. “Saya tidak suka meninggalkan hal tidak tuntas, maka dari itu saya memutuskan untuk melakukan perjalanan kereta (sendiri).”
REUTERS | AUDREY ANGELICA LOHO (MAGANG)