Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sudah tersohor dengan keindahan alam dan keunikan satwa langka komodo. Kini, salah satu destinasi super prioritas itu akan mengembangkan konsep wisata kopi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rangka itu, Asosiasi Petani Kopi Jahe Manggarai (Apekam) dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores Manggarai menjalin kerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) sebagai lembaga negara yang bertugas mempercepat pengembangan pariwisata di wilayah pulau Flores.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal ini sesuai dengan pemaparan yang sudah dilakukan oleh BOPLBF untuk pengembangan Konsep Agrowisata Kopi," kata Penasehat Apekam Romo Tarsisius, Jumat, 26 Maret 2021.
Sebanyak 23 petani kopi dari Labuan Bajo pun melakukan studi banding soal kopi ke pulau Jawa selama sepekan untuk memberikan pengalaman baru serta spirit yang baru untuk lebih semangat dalam mengelola tanaman kopi dan jahe serta agrowisata. "Melalui studi banding hasil kerjasama dengan BPOLBF ini juga kita harapkan mampu menambah ilmu dari divisi pendidikan, marketing, pengembangan investasi dan divisi budaya sehingga output-nya mampu menghadirkan para buyer tambahan," kata Tarsisius.
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina sangat berharap para peserta dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan dapat diterapkan di Labuan Bajo untuk pengembangan wisata kopi. “Di sini kita sama-sama belajar, semoga materi dan diskusi yang telah dipaparkan bisa menjadi ilmu untuk kita semua sehingga setelah pulang nanti, kami bisa bergerak bersama dan juga berbagi peran dalam mengembangkan agrowisata kopi di Labuan Bajo Flores," kata dia.