Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Makam Tuanku Imam Bonjol , Destinasi Wisata Sejarah di Desa Lotta Minahasa

Destinasi wisata sejarah ketika berkunjung ke Minahasa, Sulawesi Utara. Khususnya di Desa Lotta, tempat makam Tuanku Imam Bonjol.

29 Juni 2021 | 05.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Makam Tuanku Imam Bonjol. Cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada suatu destinasi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Minahasa, Sulawesi Utara. Sebab di sana atau lebih tepatnya di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng terdapat makam seorang pahlawan Tuanku Imam Bonjol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pahlawan Nasional kelahiran Tanjungbungo (Bonjol), Sumatera Barat ini merupakan pahlawan Nasional yang berperan penting dalam Perang Paderi. Tuanku Imam Bonjol lahir pada tahun 1774 dan meninggal dunia dalam pengasingannya di Minahasa pada tahun pada tanggal 8 November 1854.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Makam ini juga merupakan sebuah peninggalan yang penting bagi sejarah Indonesia. Bahkan presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid dan Presiden Indonesia kelima Susilo Bambang Yudhoyono juga mengunjungi ke pemakaman berbentuk rumah adat Minangkabau berukuran 15 meter kali 7 meter itu.

Selain berbentuk rumah adat Minangkabau, di dinding sebelah makam juga terdapat sebuah lukisan besar yang memperlihatkan Tuanku Imam Bonjol sedang menunggangi kuda dan bersiap untuk menyerang.

Hidup Tuanku Imam Bonjol yang berakhir di Minahasa ini bermula dari pengasingan dirinya oleh pemerintah kolonial Belanda. Untuk menekuk perlawanan Tuanku Imam Bonjol pemerintah kolonial berupaya menahan dirinya dan membuangnya sejauh mungkin dari kampung halamannya.

Sebelum dibuang ke Keresidenan Manado atau sekarang disebut Minahasa pada 1841, sebelumnya beliau pernah ditempatkan di Cianjur dan Ambon. Tuanku Imam Bonjol tiba bersama anak-anaknya yaitu Sutan Saidi, Abdul Wahid dan Baginda Tan Labi.

Kemudian beliau juga berpindah ke Desa Lotta, Pineleng yang berjarak sekitar 15 km dari Kota Manado. Pineleng juga menjadi tempat berpindahnya yang terakhir sebab pada akhirnya ia membeli tanah di Pineleng.

Pembuangan di Minahasa tentu memberikan kesengsaraan tersendiri kepada Imam Bonjol. Sebab suasana Sulawesi Utara yang tidak sama dengan Sumatera Barat, yang menyebabkan Imam Bonjol makin merasa terasing. Mungkin inilah alasan kenapa Imam Bonjol dimakamkan di Minahasa. Karena dalam pengasingannya, Imam Bonjol sudah hidup di Lotta lebih dari 10 tahun hingga ia wafat pada 6 November 1864.

TEGUH ARIF ROMADHON

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus