Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Melancong ke Tanah Rencong, Ini Dia Destinasi Halal di Aceh

Aceh akan tetap mempertahankan branding wisata Cahaya Aceh atau The Light of Aceh dalam mempromosikan seluruh pesona wisata yang ada di Aceh.

21 Januari 2019 | 08.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan asing mendarat di pantai Iboih setelah berwisata di Pulau Rubiah, Sabang, Aceh. Tempo/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beragam kekayaan alam terhampar luas dari pantai barat, Timur hingga Tengah Tenggara Provinsi Aceh yang layak dikunjungi dan disambangi bagi pecinta alam bawah laut, darat, pengunungan, budaya dan sejarah.

Baca juga: Sabang Punya Bandara, Potensi Wisata di 4 Titik Bakal Terdongkrak

Pesona alam yang nan eksotis yang terkandung di bumi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu menjadi semangat bagi pemerintah daerah setempat melalui branding wisata "Cahaya Aceh" atau The Light of Aceh untuk menggelorakan kawasan tersebut sebagai salah satu destinasi dunia.

"Aceh akan tetap mempertahankan branding wisata Cahaya Aceh atau The Light of Aceh dalam mempromosikan seluruh pesona wisata yang ada di Aceh kepada masyarakat internasional," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Rahmadhani di Banda Aceh.
Pengunjung memadati kawasan wisata pantai Merah Putih di Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Minggu, 30 April 2017. Pantai yang berada dekat Kota Meulaboh itu, dipadati wisata lokal maupun luar daerah selama akhir pekan. ANTARA/Syifa Yulinnas
Ia menuturkan dalam mendulang kembali prestasi yang telah diraih pada tahun sebelumnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh saat sedang merampungkan kalender kegiatan yang akan digelar sepanjang tahun 2019 di provinsi ini.

"Alhamdulillah hingga saat ini realisasi kalender kegiatan yang sedang disusun tim telah mencapai 60 persen dan kami optimistis penyusunan ini akan segera rampung," kata Rahmadhani.

Menurut dia kalender kegiatan yang sedang dirampungkan tersebut juga tetap mempertahankan kegiatan yang telah bersifat tetap dan ada juga kegiatan baru dari kabupaten/kota yang ada di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

Adapun kegiatan populer yang juga masuk dalan kategori internasional dalam kalender acara 2019 adalah Gayo Alas Saman Festival, Aceh Culinary Festival, Aceh Diving festival dan ada juga Sabang Freediving competition.

"Berbagai kegiatan yang kita jadwalkan sepanjang tahun 2019 ini, semata-mata untuk terus membangun pencitraan Aceh secara positif di mata masyarakat wisatawan dalam dan luar negeri sehingga minat berkunjung ke Aceh semakin meningkat setiap tahunnya," katanya.

Senada dengan program meningkatkan kunjungan wisatawan terutama dari negara-negara muslim yang berkunjung ke Tanah Rencong, Pemerintah Aceh juga terus berbenah dalam mewujudkan Aceh sebagai Destinasi Pariwisata Halal di Tanah Air.

Berikutnya destinasi wisata halal di Aceh


Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh menyebutkan jumlah usaha pariwisata yang telah tersertifikasi halal hingga pertengahan Januari 2019 tercatat sebanyak 227 usaha.

"Alhamdulillah minat dan kesadaran masyarakat untuk mensertifikasi halal usahanya setiap tahunnya semakin meningkat dalam upaya mendukung pariwisata halal yang sedang dikembangkan," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Amiruddin.

Menurut dia Destinasi Pariwisata Halal yang akan berkembang di Aceh nantinya akan memberikan dampak positif dan berdampak pada sektor lainnya karena akan menjadi sebuah daya tarik bagi palancong dari negara-negara muslim baik dari Asia, Eropa dan Timur Tengah yang akan melancong ke Tanah Rencong.

Sebagai wujud dan komitmen keseriusan Pemerintah Pusat dalam mendukung pengembangan Destinasi Halal tersebut, Kemenpar bersama Disbudpar Aceh menggelar FGD sosialisasi dan uji publik penyusunan rencana aksi pengembangan wisata halal regional satu yang diikuti berbagai pemangku kepentingan.

Kegiatan yang ikut mneghadirkan narasumber dari Tim Percepatan Pariwisata, Sumaryadi dan Pakar Ekonomi, Iskandarsyah Madjid ikut membahas terhadap Desain Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) yang perlu disiapkan dan diperbaiki guna mewujudkan Aceh Sebagai Destinasi Wisata Halal terbaik di masa mendatang.
Wisatawan asing berada di halaman Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, NAD. ANTARA/Ampelsa
Dalam pertemuan lintas sektoral tersebut, dibahas  berbagai hal, salah satunya  pemetaan pariwisata halal. Yaitu meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar untuk budaya yang meliputi atraksi unggulan Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Lampuuk, Museum Tsunami, PLTD Apung, selancar angin, selancar layang, Museum Negeri Aceh, Taman Sari Gunongan, Pulau Tailana dan Pantai Ulee Lheu.

Kemudian, Sabang dengan destinasi alam meliputi tugu Pulau Weh, snorkeling Pantai Iboih, Tugu Kilometer 0, Pantai Iboih dan Pantai Sumur Tiga. Aceh Jaya dengan alam yang meliputi Teluk Rigaih, Gunung Geurutee, Pasi Saka, Pulau Tsunami dan Arung Jeuram Sungai Teunom.

Selanjutnya Dataran Tinggi Gayo dengan mengusung konsep alam dan budaya yang meliputi Danau Laut Tawar, Gua Loyang Koro, Pantan Terong, Wih Terjun dan Pantai Menye.

Pengembangan pariwisata halal selanjutnya adalah Singkil Pulau Banyak dengan konsep alam yang meliputi snorkeling, Hopping Island, dermaga Singkil, Desa ulo Saruk, Pulau Panjang, Rangit, Melelo, Palambak, Tailana, Sikandang, Asok dan Lambudung.

Beragam upaya dan persiapan yang disusun tersebut sejalan dengan keinginan yang dicita-citakan, yakni Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik di Indonesia.*

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus