Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banjarnegara - Kabut sudah luruh saat matahari di atas kawasan basin Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, condong 45 derajat di samping kepala. Siang menjelang sore waktu itu, Sabtu, 4 Agustus, ribuan orang yang memenuhi lokasi Dieng Culture Festival beramai-ramai mencari cahaya yang masih hangat.
Suhu kala itu 11 derajat. Padahal, cahaya masih berpendar tajam. Angin bertiup sesekali dan menambah suasana makin bikin bulu kuduk bergidik. "Di sini," kata Sendy Aditya, seorang fotografer kawakan yang mengajak rekan sesama fotografernya memilih spot foto untuk membidik potret senja.
Sendy menempatkan dirinya tepat di depan candi utama Candi Arjuna. Di belakang candi itu terlihat hamparan bukit berbaris juga kebun-kebun kentang milik penduduk setempat. Penampakannya bak karpet alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana senja di balik Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara, saat Dieng Culture Festival, Sabtu, 4 Agustus 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Sendy datang bersama belasan kawannya dari Jakarta. Mereka adalah sekelompok fotografer sekaligus jurnalis yang hendak mendokumentasikan cerita tentang Dieng Culture Festival. Salah satu rangkaiannya ialah memotret kawasan Dieng dalam berbagai pose: pose berlatar suasana fajar, pose terang, pose festival, pose senja, dan pose petang.
Kawanan fotografer itu menemukan titik memotret senja yang tepat. Kira-kira menjelang pukul 17.30, matahari turun tepat di belakang candi. Saat dipotret, penampakannya bak gumpalan cahaya yang tertelan bangunan etnik.
Di muka candi itu terdapat lahan dengan padang rumput yang cukup lapang. Mereka dapat duduk-duduk di sana sambil bersantai menunggu langit benar-benar merah dan matahari betul-betul turun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca Juga:
Suhu Rendah di Dieng, Begini Dinginnya Kawasan Candi Arjuna
Di sisi yang melingkari candi itu terdapat walking track yang dibangun dari konblok atau paving. Orang-orang lalu-lalang melewatinya. Ramainya para pelintas membuat bingkai cerita memotret senja menjadi kian hidup. Manusia dengan berbagai aktivitasnya terekam di samping candi, menampakkan siluet. Ada kesan dramatis.
Kesan manis memotret senja di Candi Arjuna dirasakan pengunjung lain, Utami Eviriyani. "Saya senang dan merasa beruntung. Mengingat Dieng dataran tinggi yang biasanya kalau sore tertutup kabut," katanya saat ditemui di lokasi tersebut.
Momentum memotret senja baru berakhir saat matahari betul-betul tenggelam. Langit menjadi gelap dan suhu Dieng makin menyergap. Lamat-lamat, suara para musikus bergema. Hari itu, berangsur-angsur, selepas senja, pentas Jazz Atas Awan di Dieng Culture Festival dimulai. Penampilnya, Hiroaki Kato, Letto, dan The Rain, menjadi penyambung suasana senja yang manis.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA