Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 22 mahasiswa dari berbagai negara diperkenalkan Kopi Muria, yang merupakan komoditas asli Kudus, dan banyak ditemukan di Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai sentra tanaman kopi.
Baca juga: Ini Lokasi Kuliner Baru di Bandung, Cocok untuk Ngopi dan Ngobrol
Kegiatan pengenalan Kopi Muria yang berada di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus dengan menghadirkan puluhan mahasiswa asing itu, Jumat, atas prakarsa Universitas Muria Kudus (UMK).
Para mahasiswa yang mayoritas awam tentang tanaman kopi tersebut, mendapatkan kesempatan membuat kopi sendiri secara tradisional, dimulai dari proses pemilahan kopi yang berkualitas, menyangrai, penumbukan, hingga membuat minuman kopi siap minum.
Mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang cara menanam bibit kopi yang dimulai dari tata cara pemotongan akar bibit yang masih kecil sebelum dimasukkan ke polibag hingga siap ditanam di ladang.
Sejumlah mahasiswa asing belajar menyortir kopi saat mengikuti program "Living in Asia" (Lisia) di kawasan kebun kopi Desa Colo, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019). (ANTARA FOTO).
Puluhan mahasiswa yang berasal dari Vietnam, Afganistan, Thailand, Mesir, Turki, Filipina, Sudan, Tajikistan, dan Burundi itu juga mendapatkan pengetahuan tentang cara melakukan okulasi agar tanaman kopi yang berbuah jarang bisa menghasilkan kopi dengan produktivitas tinggi.
Menurut Kepala Urusan Internasional UMK Muntohar kegiatan itu merupakan rangkaian acara Living In Asia yang diselenggarakan UMK.
Berikutnya, apa arti kopi pada para mahasiswa asing tersebut?
"Pengenalan ini sekaligus memberikan pemahaman kepada mereka tentang konsep Gusjigang, terutama untuk `gang` atau dagang, kemudian bagaimana masyarakat Kudus mengembangakan potensi," ujarnya.
Mahasiswa asing tersebut, kata dia, tidak sekadar mengetahui tentang Kopi Muria, melainkan bisa mempraktikkan mulai dari menanam kopi hingga mengolah kopi serta menikmati minuman Kopi Muria.
Dengan demikian, lanjut dia, mereka merasakan pengalaman tersendiri yang belum pernah diperoleh di negaranya sendiri sekalipun.
Setelah diperkenalkan Kopi Muria, mereka akan diperkenalkan potensi lainnya, seperti batik Kudus dan beberapa komoditas unggulan lainnya.
Ilustrasi buah kopi
Farhana, salah satu mahasiswa asal Turki, mengakui memilah biji kopi, menggoreng, hingga menumbuknya kemudian membuat minuman kopi sendiri merupakan pengalaman yang pertama kalinya.
Apalagi, lanjut dia, di negaranya tidak ada tanaman kopi, meskipun untuk penjual kopi memang ada.
"Melihat langsung tanaman kopi juga pengalaman yang pertama karena sebelumnya memang belum pernah," ujarnya.
Pham Thi Thao, mahasiswa asal Vietnam, mengaku terkesan dengan Kota Kudus yang memiliki tanaman kopi.
Ia mengapresiasi tanaman kopi yang begitu melimpah di Kabupaten Kudus dan proses pembuatan minuman kopi yang masih tradisional.
Shaitsa Azimi, mahasiswa asal Afghanistan, juga mengaku kagum dengan pengenalan Kopi Muria karena tidak sekadar mendapatkan pengetahuan tentang cara membuat minuman kopi, melainkan juga ikuti praktik menanam kopi.
Baca juga: Bedanya Menyeruput Kopi di Kafe Ubud yang Artsy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini