Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Gedung Joang 45, Titik Pilihan Jokowi Sebelum Menuju KPU

Tentu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan K.H Ma'ruf Amin memiliki alasan khusus menjadikan Gedung Joang 45 sebagai titik keberangkatan menuju KPU.

10 Agustus 2018 | 09.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tentu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan K.H Ma’ruf Amin memiliki alasan khusus menjadikan Gedung Joang 45 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, cuntuk mendaftar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden ke KPU Jakarta, Jum’at, 10/8.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gedung Joang 45 memang memiliki nilai sejarah tinggi. Di sinilah dulu sebagian pemuda pergerakan “bermarkas” untuk ikut terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia. Kala itu bangunan ini dikenal dengan nama Gedung Menteng 31, karena terletak di Jalan Menteng dengan nomor tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Gedung Menteng 31 (yang sekarang bernama Gedung Joang 45) ini, antara lain, aktif para tokoh pemuda berikut: Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, A.M. Hanafi, Sukarni, dan lain-lain. Di gedung ini para pemuda terlibat perdebatan-perdebatan sengit.

Gedung Joang 45 terletak tak  jauh dari salah satu masjid tertua di kawasan Menteng, yaitu Masjid Cut Mutia. Bangunannnya bergaya Indies Woonhuis dengan pilar-pilar tinggi sebagai penyangga. Sampai saat ini masih terlihat kokoh.

Dibangun pertama kali pada tahun 1938, gedung ini berfungsi sebagai hotel. Lalu seiring perkembangan politik saat itu, kerap terjadi perubahan fungsi gedung, sampai akhirnya menjadi semacam markas pergerakan untuk kemerdekaan.

Saat ini Gedung Joang digunakan sebagai museum yang menyimpan beragam koleksi dari para pejuang era 1945. Dan koleksi yang paling istimewa tentu saja kendaraan dinas presiden pertama RI Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta yang terletak di belakang museum.

Wikipedia mencatat pengelolaan Gedung Joang 45 saat ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Museum ini diresmikan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus