Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa macam undangan yang tidak akan saya tolak. Misalnya undangan untuk menghadiri pernikahan sahabat dekat, undangan jalan-jalan gratis ke Australia, Turki, dan Taiwan. Saya pun tak akan menolak bila diundang ke pemilihan model foto terbaik tanah air yang tentu saja agak muskil saya dapatkan. Yang terakhir, ini asli dan mevvah, undangan untuk menginap di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Undangan yang sedikit mengagetkan itu datang pada pertengahan April silam, dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sebagai badan negara yang langsung mengelola istana negara ini. Sebagai seorang rakyat jelata dan bukan tergabung dalam Orang Kaya Lama maupun Orang Kaya Baru, undangan menginap di istana itu tentu saja tidak akan saya lewatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya walaupun, memang, menginapnya bukan langsung di dalam bangunan utama istananya, melainkan pada paviliun-paviliun yang terdapat di kompleks istana. Tapi paling tidak saya sudah selangkah lebih dekat ke istana, begitu loh sobat misqueen.
Paviliun yang saya tempati bernama Antasena, sebuah rumah pondokan mungil yang dibangun pada 1916. Fasilitas di dalam Antasena berisi tiga buah kamar tidur nyaman bernuansa tempo doeloe dan kamar mandi di dalamnya, ada ruang tengah dengan satu set sofa jadul, sebuah ruang makan yang muat untuk Keluarga Cemara, dan sebuah dapur. Sebagai pemanis paviliun, beberapa buah lukisan wanita bertelanjang dada juga dipasangkan di dindingnya. Alhamdulillah.
Untuk menambah kenyamanannya, Paviliun Antasena ini juga memiliki seorang pengurus atau bahasa kerennya sih, personal butler. Dia bertugas melayani dan memenuhi semua kebutuhan tamu undangan istana. Si pengurus ini bertugas dari mulai menyiapkan kamar, membersihkan ruangan, hingga menyajikan bandrek yang sangat nikmat!
Walaupun sepertinya terlihat old school, namun siapa sangka kalau Paviliun Antasena juga dilengkapi fasilitas Free Wi-Fi? Asyik kan. Hanya satu sayangnya, saya hanya memiliki kesempatan bermalam selama dua hari di sana. Coba kalau dua tahun, mungkin saya sudah membuka Warnet.
Artikel ini sudah tayang di Backpackstory