Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Slow travel diperkirakan akan menjadi salah satu dari banyak tren perjalanan 2025. Jenis perjalanan ini fokus menekankan pada koneksi, baik dengan penduduk lokal, budaya, makanan dan lainnya. Termasuk menciptakan rencana perjalanan yang lebih sederhana dan membuat perjalanan lebih ringan bagi pikiran dan jiwa. India salah satu destinasi yang menawarkan banyak hal termasuk pengalaman slow travel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mallika Sheth, salah satu pendiri TealFeel, sebuah perusahaan perjalanan yang sadar akan kemewahan, mengatakan slow travel menjadi tren karena semakin meningkatnya kesadaran tentang sisi perjalanan yang tidak terlalu materialistis. "Mendalami budaya lokal dianggap lebih bermakna daripada sekadar menjelajahi permukaan dan menjelajahi lebih banyak tempat. Perjalanan santai menjadi tren karena merupakan respons terhadap kehidupan kita yang serba cepat dan terburu-buru,” jelas Sheth seperti dilansir dari India Today.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sheth, cara terbaik untuk merencanakan rencana perjalanan yang lambat adalah dengan terlebih dahulu menentukan destinasi yang memungkinkan penjelajahan dan memiliki budaya yang menarik. Selain itu, pilihlah musim sepi untuk bepergian, untuk menghindari keramaian. Misalnya India, slow travel di negara ini menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dan autentik dengan membenamkan diri dalam budaya lokal.
Slow travel di India
India seperti mosaik hidup dari budaya, bahasa, masakan, dan lanskap. Dengan slow travel memungkinkan wisatawan menikmati nuansa-nuansa, menikmati keramaian, dan benar-benar terhubung dengan masyarakat dan tradisinya. Agoda, agen perjalanan online, merekomendasikan beberapa kota di India untuk slow travel. Mulai dari Ahmedabad, Goa dan Ayodhya, lokasi-lokasi yang populer di kalangan traveller yang ingin menjelajahi satu area secara mendalam.
Namun untuk mendapatkan pengalaman slow travel, sebaliknya, pilih satu wilayah, satu kota, atau bahkan satu desa,. Luangkan waktu satu atau dua hari untuk diri sendiri, bersantai, makan makanan enak, nikmati hotel atau resor tempat menginap, baca buku, dan tidur. Setelah merasa rileks, temui penduduk setempat, mulailah mengobrol dengan staf hotel, tanyakan apa yang paling populer di area tersebut.
Slow travel juga berarti meninggalkan restoran-restoran turis dan menikmati makanan rumahan atau dhaba pinggir jalan. Termasuk tidak mengejar destinasi terkenal, tapi menemukan hidden gem sendiri. Salah satunya desa Benreu, yang dihuni oleh suku Zeliangrong Naga. Mereka terkenal dengan tarian dan pakaian tradisionalnya yang semarak.
Slow travel memberikan kebebasan kepada pelancong untuk menjelajahi destinasi sesuai kecepatan mereka sendiri. Alih-alih sekedar membeli suvenir dari toko-toko terkenal, wisatawan dapat menjelajahi dunia seni dan kerajinan lokal, termasuk menyaksikan pembuatannya. Misalnya, saat berkunjung ke desa pembuat tembikar di Khurja, Uttar Pradesh, seseorang dapat mencoba membuat tembikar.
Sementara untuk moda transportasi yang dapat mewujudkan slow travel di India adalah kereta api. Dilansir dair Times of India, India memiliki beberapa perjalanan kereta api paling indah di dunia. Dari padang pasir yang luas di Rajasthan hingga hutan lebat Dima Hasao di Assam, dan rute Konkan yang menakjubkan di sepanjang garis pantai barat India.
Pilihan editor: Vietjet Meluncurkan Dua Rute Baru Ke India